Menteri ESDM Bahlil Tegaskan tidak Ada Pemangkasan Subsidi LPG 3 kg

: Buruh membongkar muat elpiji tiga kilogram dari atas kapal motor di Pelabuhan Rakyat, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/10/2024). Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) memproyeksikan kebutuhan kuota LPG 3 kilogram untuk tahun 2025 berada dilevel 8,17 juta metrik ton (mt) atau lebih tinggi 2,1% dari kuota tahun 2024 sebesar 8,03 juta metrik ton (mt). ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.


Oleh Eko Budiono, Senin, 3 Februari 2025 | 15:24 WIB - Redaktur: Untung S - 574


Jakarta, InfoPublik – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa tidak ada pemangkasan subsidi maupun pengurangan impor gas untuk LPG 3 kg.

Pernyataan itu sekaligus membantah narasi yang beredar di media sosial mengenai kelangkaan LPG 3 kg dan munculnya produk LPG 3 kg pink nonsubsidi (Bright Gas) sebagai pengganti LPG 3 kg subsidi (gas melon).

“LPG ini tidak ada kuota yang dibatasi. Impor kita sama, bulan lalu, bulan sekarang, 3–4 bulan lalu, sama saja. Tidak ada pengurangan. Subsidinya pun tidak ada yang dipangkas, tetap sama,” tegas Bahlil melalui keterangan resmi, Senin (3/2/2025).

Bahlil menegaskan bahwa tidak ada kelangkaan LPG 3 kg di pasaran. Menurutnya, yang terjadi saat ini adalah transisi dari pembelian LPG di pengecer ke pembelian di pangkalan. “Biasanya, jarak beli LPG di pengecer hanya 100 meter. Sekarang, mungkin jaraknya menjadi 500 meter atau 1 kilometer. Kadang-kadang, lokasi pangkalan juga belum diketahui masyarakat,” jelas Bahlil.

Ia menambahkan bahwa pemerintah telah memberikan arahan agar pengecer yang memenuhi syarat segera dinaikkan statusnya menjadi pangkalan. “Dengan begitu, pemerintah dapat mengontrol harga jual tabung LPG 3 kg,” ujarnya.

Bahlil juga menyampaikan bahwa Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memintanya untuk memperhatikan masalah distribusi LPG 3 kg ini. “Ini hanya transisi saja. Saya sudah mendapat arahan dari Pak Wapres untuk memastikan ketersediaan dan distribusi LPG 3 kg berjalan lancar,” kata Bahlil.

Pernyataan Pertamina Patra Niaga

PT Pertamina Patra Niaga turut membantah kabar yang beredar terkait produk LPG 3 kg pink nonsubsidi (Bright Gas) yang disebut-sebut menggantikan LPG 3 kg subsidi (gas melon). Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menjelaskan bahwa foto yang beredar kemungkinan besar diambil pada tahun 2018, ketika Pertamina melakukan uji pasar varian baru elpiji Bright Gas ukuran 3 kg.

“Bright Gas 3 kg bukanlah pengganti LPG 3 kg subsidi. Produk ini merupakan varian nonsubsidi yang pernah diuji pasar beberapa tahun lalu,” jelas Heppy.

Pemerintah berkomitmen untuk memastikan ketersediaan LPG 3 kg subsidi tetap terjaga dan distribusinya berjalan lancar. Langkah ini diambil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencegah spekulasi yang dapat memicu kepanikan.

“Kami akan terus memantau distribusi LPG 3 kg agar tidak ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok ini,” pungkas Bahlil.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 18:43 WIB
Pertamina Pastikan Ketersediaan Energi di Jakarta
  • Oleh Tri Antoro
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 07:35 WIB
Pemerintah Targetkan Semua Desa Teraliri Listrik Paling Lambat 2030
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 21 Agustus 2025 | 20:56 WIB
Pertamina Sukses Salurkan Avtur dari Minyak Jelantah untuk Penerbangan
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 19 Agustus 2025 | 05:57 WIB
Cegah Kebakaran Sumur Minyak Rakyat, ESDM Tingkatkan Keselamatan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Rabu, 13 Agustus 2025 | 06:47 WIB
Distribusi Tepat Sasaran, Lumajang Dorong Peralihan ke LPG Nonsubsidi
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:32 WIB
Menteri ESDM: LNG Dimanfaatkan Maksimal untuk Kebutuhan Dalam Negeri
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 8 Agustus 2025 | 06:11 WIB
Mengupas Langkah Strategis SKK Migas Capai Target Lifting Migas
-->