Cuan Terus! Laba Konsolidasi BUMN Kuartal III-2022 Melonjak 154 Persen

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 3 Januari 2023 | 22:39 WIB - Redaktur: Untung S - 576


Jakarta, InfoPublik — Laba konsolidasi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada kuartal III-2022 tercatat sebesar Rp155 triliun, melonjak hingga 154,1 persen dari periode yang sama 2021 atau year on year (yoy) sebesar Rp61 triliun.

"Perlu dicatat bahwa laba itu sudah termasuk restrukturisasi Garuda, Rp59 triliun. Itu nontunai. Selebihnya, dalam bentuk tunai," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangannya pada Selasa (3/1/2023).

Menteri BUMN mengatakan, lonjakan laba tersebut terjadi karena peningkatan pendapatan usaha BUMN dari Rp1.613 triliun pada kuartal III-2021 menjadi Rp2.091 triliun pada kuartal III- 2022, atau tumbuh 29,6 persen yoy.

Perolehan laba itu, juga dinilai menunjukkan peningkatan kinerja perusahaan BUMN yang signifikan di tengah tantangan kondisi perekonomian saat ini dan diproyeksikan akan lebih baik secara keseluruhan dibanding 2021

"Pendapatan usaha naik. Itu memang belum tutup buku. Saya yakin lebih baik dari 2021," kata Erick.

Seiring dengan peningkatan laba tersebut, kontribusi BUMN terhadap negara juga otomatis meningkat Rp68 triliun dalam tiga tahun terakhir, yaitu dari Rp1.130 triliun pada sebelum pandemi COVID-19 menjadi Rp1.198 triliun pada Kuartal III- 2022.

Kontribusi itu justru meningkat pada saat BUMN juga sedang terimbas krisis akibat Pandemi COVID-19 dan selama itu, tidak ada BUMN yang menutup operasionalnya, bahkan memutuskan untuk melakukan konsolidasi, bukan pasrah menerima tekanan dari situasi yang terjadi.

"Kontribusi BUMN naik Rp68 triliun, padahal kondisinya sedang krisis. Saat Pandemi BUMN memilih tidak terjebak oleh krisis yang membelenggu. Saat pandemi, BUMN justru bekerja maksimal, karena saat pandemi adalah saatnya konsolidasi, bukan pasrah. Itu salah besar," ungkap Erick.

Menurut Menteri BUMN, pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan yang semakin efisien, telah membawa perusahaan negara mampu mempertebal permodalan.

Hal ini dapat terlihat dari total ekuitas seluruh BUMN hingga Kuartal III-2022 yang telah mencapai Rp3.211 triliun atau tumbuh 26,6 persen yoy dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.537 triliun.

Pertumbuhan ekuitas menurutnya sejalan dengan pembentukan aset BUMN yang tumbuh sembilan persen YoY dari Rp8.767 triliun pada Kuartal III- 2021 menjadi Rp9.559 triliun pada Kuartal III- 2022.

"Perlu dicatat bahwa angka-angka kinerja itu tidak termasuk kinerja keuangan Garuda dari hasil restrukturisasi," imbuh dia.

Di samping itu, lanjut dia, mayoritas BUMN juga sudah jauh meninggalkan zona dominasi utang dalam pengelolaan keuangannya, atau dalam kategori sehat, dengan mencatat penurunkan tingkat utang dibanding investasi tertanam, dari 38,6 persen pada 2020, menjadi 34 persen pada Kuartal III-2022.

Penggunaan utang oleh suatu perusahaan untuk investasi yang produktif dinilai merupakan langkah korporasi yang benar.

"Yang salah adalah jika utang itu dikorupsi. Intinya adalah disiplin," imbuh dia.

Lebih lanjut Menteri BUMN menegaskan, usaha bersama dalam menghapus paradigma BUMN itu sarang korupsi atau perusahaan dengan utang besar terus berjalan.

Untuk itu, dia meminta agar seluruh BUMN berusaha membuktikan bahwa paradigma negatif di masyarakat tersebut keliru adanya.

“Mencegah korupsi merupakan langkah yang tepat untuk melindungi hasil kerja BUMN yang kini terus meningkat signifikan. Sementara menekan utang sebagai basis pertumbuhan bisnis merupakan langkah konkrit dalam menyehatkan BUMN secara jangka Panjang,” tandasnya.

Foto: Humas BUMN

 

-->