- Oleh Wandi
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 19:59 WIB
: Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menjadi tuan rumah kunjungan Learning Exchange delegasi Nepal dalam rangka berbagi pengalaman modernisasi administrasi pertanahan. Pertemuan pembuka berlangsung di Aula PTSL Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Senin (11/8/2025). (Foto Humas Kementerian ATR/BPN)
Oleh Wandi, Selasa, 12 Agustus 2025 | 12:04 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 286
Jakarta, InfoPublik — Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menjadi tuan rumah kunjungan Learning Exchange delegasi Nepal dalam rangka berbagi pengalaman modernisasi administrasi pertanahan. Pertemuan pembuka berlangsung di Aula PTSL Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Senin (11/8/2025), dan dibuka oleh Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN, Ossy Dermawan.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan World Bank dan diikuti pejabat Kementerian Land Management, Cooperatives and Poverty Alleviation (MoLMCPA) Nepal. Pertukaran pengetahuan berlangsung 11–15 Agustus 2025, mencakup pertemuan teknis hingga kunjungan lapangan.
Wamen Ossy menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada 2017, program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) mendorong percepatan pendaftaran tanah di Indonesia. “Kami bisa melakukan sertipikasi 5–10 juta bidang tanah per tahun. Saat ini sudah 122,9 juta bidang tanah terdaftar, dan 96,7 juta di antaranya telah bersertipikat,” kata Ossy.
Menurutnya, modernisasi administrasi pertanahan memerlukan kombinasi teknologi, tata kelola kuat, perlindungan data, serta pengembangan kapasitas SDM. Transformasi digital, lanjutnya, menjadi kunci transparansi dan efisiensi layanan publik di bidang pertanahan dan tata ruang.
Joint Secretary MoLMCPA Nepal, Ganesh Prasad Bhatta, mengatakan pihaknya ingin mempelajari sistem administrasi pertanahan Indonesia mulai dari tingkat nasional hingga kota, termasuk inovasi pemetaan kadastral menggunakan drone dan satelit, integrasi data, serta sistem valuasi dan perpajakan tanah.
“Indonesia mengelola pertanahan dengan baik. Daratannya 15 kali lebih luas dari kami, tetapi mampu mendaftarkan hingga 10 juta bidang tanah per tahun. Ini menjadi key lesson untuk roadmap pertanahan kami,” ujarnya.
Selain pertemuan pembuka, agenda Learning Exchange meliputi kunjungan ke Badan Informasi Geospasial, Kantor Pertanahan Kulon Progo, kuliah umum di Universitas Gadjah Mada, serta Kantor Wilayah BPN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pertemuan ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Pudji Prasetijanto Hadi, serta Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan ATR/BPN.