Menperin Agus Gumiwang: Transformasi Industri Hijau Adalah Investasi bukan Biaya

: Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa transformasi menuju industri hijau bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi penting untuk masa depan bangsa. Hal itu disampaikan dalam pembukaan Indonesia Green Industry Summit (IGIS) ke-2 tahun 2025, di Jakarta Rabu (20/8/2025), /Foto InfoPublik/Amir Yandi


Oleh Wandi, Rabu, 20 Agustus 2025 | 13:26 WIB - Redaktur: Untung S - 175


Jakarta, InfoPublik — Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa transformasi menuju industri hijau bukan sekadar kewajiban, melainkan investasi penting untuk masa depan bangsa.

Hal itu disampaikan dalam pembukaan The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta Rabu (20/8/2025), yang mengusung tema “Driving Industrial Decarbonization Through Green Industry Ecosystem”.

“Melakukan transformasi menuju industri hijau itu tidak boleh dianggap sebagai biaya, tapi harus dilihat sebagai investasi. Negara wajib hadir memastikan bahwa langkah ini memberikan nilai tambah, bukan beban,” ujar Agus.

Agus menyebut, kinerja industri manufaktur tetap menjadi motor utama perekonomian nasional. Pada triwulan II-2025, kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 19,92 persen, meningkat dari 19,72 persen pada periode yang sama tahun lalu. Nilai ekspor industri manufaktur pada semester pertama 2025 juga tercatat sebesar 107,6 miliar dolar AS, atau 83 persen dari total ekspor nasional.

Namun, ia mengingatkan tantangan besar yang dihadapi, termasuk tuntutan global untuk menurunkan emisi, transisi energi bersih, dan menjaga daya saing di era ekonomi hijau. Menurutnya, kebijakan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam kemandirian ekonomi hijau dan biru, penciptaan lapangan kerja hijau (green jobs), serta harmoni lingkungan.

Dalam kesempatan yang sama, Utusan Khusus Presiden RI untuk Energi dan Lingkungan Hidup, Hashim S. Djojohadikusumo, menekankan pentingnya peran teknologi dalam mendukung dekarbonisasi industri.

“Banyak tantangan kita berasal dari faktor global. Namun, teknologi baru yang tepat guna, murah, dan ramah lingkungan akan membantu meringankan beban industri,” kata Hashim.

Ia juga menegaskan bahwa pelaku industri memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai penggerak ekonomi, tetapi juga penyedia lapangan kerja bagi jutaan masyarakat.

Sementara itu, Kepala BSKJI Kemenperin, Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa IGIS menjadi ajang konsolidasi komitmen industri nasional menuju net zero emission 2060. Setelah sukses pertama kali digelar pada 2024, AIGIS tahun ini menghadirkan serangkaian agenda mulai dari forum industri hijau nasional tingkat provinsi, penilaian penghargaan industri hijau, hingga Green Run dan Green Fashion Show.

Sebagai langkah nyata, panitia AIGIS telah menghitung emisi gas rumah kaca dari seluruh rangkaian kegiatan, yang mencapai sekitar 150 ton CO₂ ekivalen, dan dicatat dalam Sistem Registri Nasional (SRN) Perubahan Iklim sebagai bentuk offset emisi.

IGIS ke-2 diikuti ribuan peserta dari berbagai pemangku kepentingan industri, asosiasi, hingga mitra strategis internasional. Melalui forum ini, pemerintah berharap tercipta ekosistem industri hijau yang memperkuat daya saing Indonesia di kancah global sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Mari kita jadikan AIGIS sebagai titik temu ide dan aksi, agar transformasi industri hijau dapat diwujudkan secara nyata,” pungkas Agus.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB DONGGALA
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:49 WIB
Donggala Tampilkan Potensi Wisata dan Produk Lokal di Apkasi Otonomi Expo 2025
-->