:
Oleh KABUPATEN MALAKA, Jumat, 13 Januari 2023 | 08:33 WIB - Redaktur: Kusnadi - 546
Malaka, InfoPublik - Potensi jagung di Kabupaten Malaka sangat menjanjikan dan menjadi salah satu komoditi pertanian yang dikonsumsi masyarakat Malaka sejak dahulu kala.
Di masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH dan Louise Lucky Taolin, S. Sos potensi ini semakin dioptimalkan sehingga masyarakat Malaka tidak mengalami kekurangan pangan.
Demikian intisari yang bisa diambil dalam pertemuan antara Bupati Malaka dengan Tim Kemendes RI dan Peneliti Undana Kupang dan Kadis Koperasi Nakertrans Provinsi NTT pada Kamis, 12 Januari 2023 di Kupang.
Bupati Malaka, Simon Nahak, ketika dikonfirmasi mengungkapkan bahwa dirinya bertemu dengan beberapa elemen terkait untuk membahas pembangunan yang menyangkut kesejahteraan hidup rakyat.
"Untuk segala urusan yang berkaitan dengan pembangunan dan kesejahteraan rakyat, saya pasti berdiri di depan. Saya akan meresponnya sehingga selalu ada solusi yang diberikan," kata Bupati Simon usai pertemuan tersebut.
Apalagi salah satu program utamanya yakni Swasembada Pangan sudah nampak, sehingga menurut Bupati Malaka, hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan di bidang pertanian harus diatensi dan diberi perhatian penuh.
"Program Swasembada Pangan sudah berjalan dan kita akan pacu terus sehingga masyarakat mendapatkan kesejahteraan dan peningkatan pendapatan. Bukan hanya padi dan jagung, tapi seluruh potensi di Malaka yang berkaitan dengan komoditas pertanian akan kita optimalkan," kata Bupati sambil menambahkan jikalau potensi lain seperti perikanan, peternakan, dan pariwisata juga terus diberdayakan.
Di hadapan stakeholder, Dosen Hukum Pidana Universitas Warmadewa Bali ini menggambarkan, Kabupaten Malaka memiliki lahan sawah seluas 5.269 hektar, dan yang baru dumanfaatkan 100 hektar namun sudah menghasilkan beras bahkan beras tersebut sudah dilaunching dengan nama brandnya beras Nona Malaka.
“Beras Nona Malaka sudah mulai beredar dan sudah layak dipasarkan karena sudah memiliki paten dan merk,” kata Bupati yang karib disapa SN sambil menambahkan bulan Juni 2023 mendatang Pemda Malaka akan melaunching lagi potensi komoditi yang lebih dasyat lagi yaitu kacang hijau yang diberi nama Fore Lakateu.
Khusus komoditi jagung, orang nomor satu Malaka ini menjelaskan sejak jaman leluhur, dalam setahun 3 kali panen jagung. Dirinya mengungkapkan di Sumba saja jagung bisa tumbuh di atas karang apalagi Malaka yang tidak punya batu karang melainkan tanah yang sangat subur.
Malaka memiliki lahan sawah seluas 5.629 hektar, lahan bukan sawah yang siap ditanami selain padi seluas 82.490,5 hektar sedangkan Lahan bukan pertanian 28.303,5 hektar.
“Untuk jagung, kami biasanya 3 kali panen. Ada musim tanam 1 Okmar (Oktober Maret), diantara musim tanam ke-2 itu ada musim tanam yang dinamakan “bater ahuk lean” (menanam di musim yang hanya mengandalkan embun. Red),,” jelas Bupati Malaka.
Sehingga untuk pengembangan jagung di Malaka, sebagai kepala daerah tentunya sangat mensuport. Beberapa waktu lalu saya dan bapak Gubernur NTT juga dinas pertanian provinsi menananam jagung dan sorgum di atas lahan seluas 10 ribu hektar.
Di Malaka itu bisa tanam jagung di mana saja pasti tumbuh. Daerahnya sangat subur karena dibantu oleh alam sungai Benanai. Karena setiap 6 bulan pasti akan mengirim humus tanah dari seluruh daratan timor. Sehingga sangat cocok kalau pihak peneliti dari Undana Kupang bersama Kementrian Desa menjadikan Malaka sebagai satu locus pengembangan tanaman jagung.
“Tanah Malaka ini adalah tanah surga, s sehingga untuk tahun 2023 ini Pemda Malaka fokus untuk pengembangan pertanian," pungkas Bupati Malaka (kominfomalaka)