Bupati Belu Buka 'Training' Korelasi Anti 'Human Trafficking' dan Anti Korupsi

:


Oleh MC KAB BELU, Jumat, 10 Maret 2023 | 14:04 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 132


Belu, InfoPublik – Bupati Belu Taolin Agustinus membuka Training Korelasi Anti Human Trafficking dan Anti Korupsi untuk Organisasi Perempuan di Aula Susteran SSPS Atambua, Rabu (8/3/2023).

Kegiatan yang digelar FPPA Atambua tersebut dilaksanakan dalam rangka Hari Perempuan Internasional Tingkat Kabupaten Belu.

Bupati Belu dalam arahannya mengatakan, kegiatan pelatihan korelasi anti human trafficking dan anti korupsi untuk organisasi perempuan sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang isu-isu krusial ini, serta membekali para peserta dengan keterampilan dan strategi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di lapangan.

“Kegiatan ini untuk memperkenalkan nilai-nilai anti korupsi, membentuk pribadi anti korupsi, membangun sikap anti korupsi dalam diri dan keluarga, serta melakukan pendidikan anti korupsi untuk masyarakat, orang muda, organisasi dan lainnya,” ungkap Bupati.

Ia menuturkan, wanita sering dianggap sebagai manusia yang kuat, mengingat wanita memiliki ketahanan emosional dan keberanian yang hebat dalam menghadapi kesulitan hidup, seperti dalam peran sebagai ibu, pengasuh, dan pemimpin.

“Ternyata ibu-ibu adalah sosok yang paling kuat. Pelajaran yang di dapat adalah bagaimana kita menanamkan sikap kerja keras, karena dalam kondisi sulit, hanya ada dua jalan, menjadi orang baik atau sebaliknya,” ujarnya.

Ia juga mensyukuri apa yang sudah diajarkan para orang tua dulu untuk membantu sesama, walaupun hal kecil, namun membawa dampak yang besar untuk kedepannya.

“Kita juga dituntut untuk menyesuaikan diri dengan arus perubahan yang begitu cepat, tanpa meninggalkan hal – hal yang sudah di ajarkan atau di tanamkan sejak dini kepada anak – anak kita. Kejujuran dan disiplin merupakan hal utama yang diajarkan orang tua kita,” katanya.

Bupati berpandangan, untuk meningkatkan peran serta wanita dalam pembangunan desa, serta membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, perlu di bentuk dasawisma di desa.

“Setelah Dasawisma terbentuk, ajak warga desa untuk ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan, sehingga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa,” sebutnya

Disisi lain, ia sependapat untuk menjadikan perempuan sebagai figur sentral dalam menggaungkan gerakan perempuan anti korupsi. Memperkuat peran perempuan dalam gerakan anti korupsi merupakan hal penting dalam memerangi korupsi.

“Hal itu bisa dilakukan melalui peningkatan kesadaran perempuan akan pentingnya gerakan anti korupsi, Peningkatan kapasitas perempuan dalam memahami dan mengatasi korupsi, Mengembangkan jaringan kerjasama antar perempuan untuk memerangi korupsi dan Meningkatkan partisipasi perempuan dalam kebijakan pemerintah dan Menggunakan media untuk menyuarakan gerakan anti korupsi,” jelasnya.

Lanjut bupati, peran tersebut harus terus disuarakan melalui lembaga-lembaga pendidikan dan seluruh unsur elemen masyarakat, dengan tujuan agar merubah perilaku hidup pemuda sebagai generasi of change.

“Disinilah peran kita sebagai orang tua untuk mengajarkan kepada mereka tentang nilai-nilai kebenaran yang dianut dalam masyarakat luas, serta pro aktif menciptakan perubahan–perubahan yang bermanfaat bagi perwujudan Belu Berkarakter, Belu Berkompetitif, serta Belu Cerdas dan Belu Sehat,” tukas Bupati Belu.

Kegiatan menghadirkan nara Narasumber, Pater Mikael Taneo SVD dengan topik Option For The Poor ( Mt. 26 : 6-13), Nunik Wahyuni dengan Materi Kebijakan Pemda Belu dalam Mencegah Korupsi, Ketua Pengadilan Negeri Atambua dengan Topik Delik-Delik Korupsi dan Unsur-Unsurnya, dan Sr. Seselia SSpS dengan materi Peran PKK.

(Prokopimbelu).

 

-->