Pemkab Belu Maksimalkan Penanganan Bencana di Batas RI-RDTL

:


Oleh MC KAB BELU, Minggu, 12 Maret 2023 | 14:40 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 162


Belu, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Belu melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mempersiapkan upaya jangka pendek, menengah dan panjang dalam percepatan penanganan warga terdampak bencana longsor, banjir dan angin puting beliung 

Hal tersebut terangkum pada Hasil Evaluasi Penanganan Tanggap Darurat Bencana, yang digelar Bupati Belu Taolin Agustinus dan Wakil Bupati Aloysius Haleserens bersama seluruh Satgas Bencana dan warga terdampak di Foholulik, Desa Lutharato, Kecamatan Lamaknen Selatan, Jumat (9/3/2023).

Sejak pemberlakuan status tanggap darurat, Pemerintah Kabupaten melalui BPBD, Dinsos, Dinkes, BNPB, BPBD Provinsi, TNI-Polri, PMI Satpol PP, Dunia Usaha dan elemen masyarakat lainnya, telah mempersiapkan upaya penanganan jangka pendek, menengah hingga jangka panjang terkait dampak bencana alam ini.

Untuk upaya jangka pendek, Pemerintah telah mengupayakan pemenuhan kebutuhan dasar dan penyediaan hunian sementara bagi warga terdampak serta pendataan dilapangan.

Kemudian untuk jangka menengah, Pemerintah akan melakukan relokasi yang dimulai dari analisa dan kajian, serta penyusunan dokumen lingkungan terkait pemindahan warga terdampak.

Sementara upaya jangka panjang, akan ditindaklanjuti dengan proses pemindahan warga terdampak dari lokasi bencana.

"Terkait langkah-langkah penanganan ini, kita segera mempersiapkan seluruh proses administrasi laporan untuk ditindaklanjuti ke pusat sesuai petunjuk," ujar bupati.

“Saya minta dalam minggu ini sudah harus selesai, sehingga minggu depan kita langsung mengantar ke Jakarta. Kita diminta untuk mempercepat dan jangan sampai kita terlambat. Ini tugas pemerintah dan masyarakat wajib untuk mengetahui hal ini,” lanjut bupati.

Ia menyampaikan, terkait tempat tinggal warga terdampak, akan dibangun sementara di lokasi yang aman, dengan status tanah yang harus clear and clean.

“Tanah itu harus bersertifikat dan jangan sampai masuk dalam tanah hutan lindung sehingga menghambat semua urusan nanti. Jika status tanahnya milik desa semua urusan akan lebih cepat. Hal yang paling penting adalah dokumen tanah, pernyataan bencana, bukti riil dilapangan, perhitungan keluarga yang terdampak dan data pendukung lainnya. Jika semua sudah selesai maka urusannya menjadi lebih gampang,” terang bupati Belu

Bupati Belu juga berpesan terus mewaspadai kondisi cuaca dengan memberi perlindungan keamanan dan kesehatan kepada anak-anak sekolah, termasuk ibu hamil dan menyusui serta Lansia sebagai kelompok rentan.

“Bagi ibu hamil dan menyusui, anak-anak dan para lansia selalu dicek kesehatannya. Jika ada gejala sakit segera periksa ke faskes terdekat dan itu semua gratis,” pinta Bupati Belu.

Disisi lain, Pemerintah juga terus melakukan pendataan gagal panen, sebagai akibat dari intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan longsor terjadi dimana-mana. Untuk Kecamatan Lamaknen Selatan yang paling berat, karena 8 desa semuanya terdampak.

“Khusus untuk wilayah Dusun Haulata, Desa Lutharatho masyarakat gagal panen jagung dan kacang, karena intensitas hujan yang berlebihan dan lahan pertanian yang terkena longsor. Saat ini masih bisa tanam bawang merah, Bawang Putih dan tomat, tetapi hanya diwilayah yang ada air. Melihat kondisi ini, kita tetap berdoa dan bekerja untuk membuat baik kondisi ini, agar kita segera bangkit dan Pemerintah akan terus hadir bersama-sama masyarakat,” ujar Bupati Belu.

Disampaikan pula, saat ini kita dihadapkan dengan tantangan kenaikan harga beras yang sangat bervariasi. Kita patut bersyukur karena beras bulog sudah masuk ke NTT dan sudah masuk di Gudang Bulog Atambua untuk dilakukan operasi pasar jika harga beras naik.

“Di Kabupaten lain sudah Rp16 ribu per kg dan kita di Kabupaten Belu berkisar Rp12 ribu – Rp14 ribu per kg. Kemudian harga minyak juga berangsur naik apalagi menjelang Hari Raya Lebaran,” tukasnya.

(Prokopimbelu).

 

 

-->