Pemkab Belu Dorong Percepatan Pemulihan Pascabencana

:


Oleh MC KAB BELU, Minggu, 12 Maret 2023 | 14:49 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 148


Belu, InfoPublik – Bupati Belu Taolin Agustinus dan Wakil Bupati Belu Aloysius Haleserens mendorong percepatan penanganan transisi darurat menuju pemulihan pascabencana.

Saat ini penanganan bencana akan memasuki tahap transisi darurat menuju pemulihan.

Meskipun seluruh bantuan telah disalurkan, terdapat hal yang menjadi perhatian terkait skenario percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi melalui program relokasi.

Merespon urgenitas tersebut, Bupati dan Wakil Bupati Belu mendorong penguatan kolaborasi multipihak dengan menggelar Evaluasi Penanganan Tanggap Darurat Bencana di lokasi pengungsian Foholulik, Desa Lutharato, Kecamatan Lamaknen, Jumat (9/3/2023).

Evaluasi tersebut dimaksudkan, agar upaya penanganan bencana bisa tepat waktu, sehingga hak-hak masyarakat dapat terpenuhi. Oleh karena itu diperlukan sinergitas manajemen penanggulangan bencana, sehingga penanganan masalah bencana bisa tuntas.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Belu, Vincensius K. Laka mengungkapkan, pihaknya telah berkoordinasi dan berdiskusi dengan camat dan kepala desa, mengenai penyediaan lahan relokasi, dengan skema memanfaatkan material yang masih bisa terpakai untuk membangun kembali hunian sementara.

“Setelah kita masuk ke masa transisi dan recovery ini, mau tidak mau, kita harus memindahkan warga ke lahan yang sudah disiapkan,” ucap Eng Laka.

Ia menambah, BPBD juga telah berkoordinasi dan mengirim permohonan ke BNPB Pusat terkait bantuan kepada warga terdampak.

“Mudah-mudahan kita segera mendapat informasi lebih lanjut sehingga Dana Siap Pakai dapat kita gunakan. Pihak BNPB juga menunggu proposal, serta kesiapan lahan. Kalau memang sesuai, tahun depan akan dibangun,” katanya.

Kadis Sosial Kabupaten Belu, Maria Sabina Mau Taek, menyampaikan, jangka waktu tanggap darurat bencana yang dimulai sejak tanggal 28 Februari, akan berakhir di tanggal 13 Maret 2023 

“Pemerintah juga sudah mengusahakan cadangan beras untuk membantu korban bencana. sesuai catatan Dinas Sosial, untuk Kecamatan Lamaknen Selatan ada 1.604 KK (6.375 Jiwa). Bantuan berasnya 35.700 Kg atau 35,7 Ton.

"Bantuan dihitung sesuai dengan jumlah jiwa dari masing-masing KK dengan jumlah beras 400 gram selama 14 hari Tanggap Darurat,” jelas Sabina.

Plt. Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, Eda Fahik mengatakan terdapat dua fasilitas umum yang rusak, yakni SDI Foholulik dan PAUD Salili.

“Saat ini kita tidak mengijinkan 96 siswa-siswi dan para pendidik untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) disekolah itu. Kita merekmendasikan mereka untuk melakukan KBM di Kapela, sambil menunggu situasi normal. Gedungnya tidak terlalu mengalami kerusakan, tinggal direnovasi dan digunakan kembali kedepan,” ungkap Eda Fahik.

Kadis Kesehatan, Maria Ansilla F. Eka Mutty mengatakan melalui para dokter dan nakes selalu standby untuk melayani posko-posko yang tersedia.

“Kita terus memantau perkembangan kesehatan masyarakat dilapangan. Kita juga memberi bantuan obat-obatan dan melakukan foging pada tempat-tempat yang terindikasi nyamuk yang banyak. Kemudian akan ada kunjungan dari Dokter Spesialis untuk datang memeriksa Ibu hamil dan anak-anak yang dipusatkan di Posko ini. Jadi untuk obat-obatan dan pelayanan jangan khawatir, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Belu juga mendapat dukungan dari dari Provinsi NTT,” jelas Ansilla Mutty.

Disampaikan pula, setelah Tanggap Darurat selesai pada tanggal 13 Maret 2023 nanti, silahkan datang ke Puskesmas, karena semuanya gratis hanya dengan menunjukkan KTP.

“Kalau ada keluhan silahkan sampaikan kepada petugas kesehatan atau Puskesmas untuk segera ditindaklanjuti dengan pelayanan gratis dan kami akan terus memantau perkembangan kesehatan masyarakat,” tandas Ansilla.

Plt. Kadis PUPR Kabupaten Belu, Vinsensius S. Dalung, siap membantu membangun rumah bagi warga terdampak di Kabupaten Belu, asalkan lahan yang disediakan clean dan clear.

“Bupati Belu sudah menjelaskan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum bisa membantu asalkan lahan itu tersedia 2 hektar, sehingga bisa dibangun 50 unit Rumah Khusus. Kalau sudah ada lahan, kita dari PU akan melihat dan melakukan survey kelayakan untuk memastikan bahwa lokasi hunian baru itu tidak akan longsor di kemudian hari,” tandas Vincent Dalung.

Lanjut Vincent, Dinas PUPR juga menyediakan 1 unit tangki air yang stand by di Posko Tanggap Darurat untuk melayani kebutuhan air minum bagi warga terdampak.

“Kita juga membantu penanganan darurat jalan-jalan putus, salah satunya di Dusun Renek, Desa Debululik. Disini kami menyiapkan satu eskavator yang siap membantu ketika ruas badan jalan mulai tertutup lumpur,” ujar Vincent.

(Prokopimbelu).

 

-->