:
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Senin, 13 Maret 2023 | 08:11 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 203
Manggarai Barat, InfoPublik. Untuk menyukseskan pembangunan desa, para kepada desa dan stakeholder diharapkan menggandeng Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) atau Penyuluh Keluarga Berencana (PKB).
Harapan itu disampaikan oleh Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi saat menyampaikan tanggapan atas pertanyaan Kepala Desa Golo Leleng, pada kegiatan panen perdana program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) musin tanam pertama (MT I) periode 2022/2023, di Desa Golo Leleng, Kecamatan Sano Nggoang, Jum’at (10/3/2023).
Kepala Desa Golo Leleng, Monaldus Mas Suandi, saat mengajukan pertanyaan kepada Bupati Edi, atas program pemerintah yang memberikan bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat dalam bentuk Banguan Langsung Tunai (BLT).
Program BLT yang memberikan bantuan uang tunai kepada masyarakat, kata Kades Monaldus, telah membuat masyarakat bergantung pada pemerintah dan malas untuk bekerja.
“Program BLT itu telah meninabobokan masyarakat. Pemerintah di tingkat desa telah berupaya maksimal dengan memberi mereka kesadaran. Tapi tidak bisa. Masyarakat sudah terlanjur bergantung,” kata Monaldus.
Merespon hal itu, kepada Kades Monaldus, Bupati Edi menegaskan tugas terberat menjadi pemimpin itu adalah bagaimana merubah pola pikir masyarakat. Saat pola pikir berubah, maka akan sangat mudah untuk mendorong program.
“Jadi pemimpin itu tidak boleh putus asa! Itulah yang membedakan masyarakat dengan pemimpin. Jika pemimpin putus asa, apa lagi masyarakat,” kata Edi.
Tentang ketergantungan masyarakat akan program bantuan BLT, Bupati Edi, menegaskan bahwa kepala desa harus inovatif. Inovasi kepala desa akan sangat menentukan apakah masyarakat bergantung atau tidak.
“Kepala desa harus membuat inovasi. Misalnya, bagi BLT, tapi dengan syarat, lingkungan harus ditanami tanaman bermanfaat. Atau buat program padat karya. Penerima BLT itu harus kerja di kebunnya sendiri, kita bayar pake dana BLT,” jelas Edi.
Edi mengakui bahwa hal yang disampaikanya ini memang tidak ada dalam aturan. Tapi harus buat inovasi.
Selain itu, Edi menekankan betapa pentingnya melibatkan pihak lain dalam berbagai program dan kegiatan di tingkat desa.
Dalam menyelesaikan berbagai program di tingkat desa, lanjut Edi, kepala desa tidak bisa bekerja sendiri. Kepala desa harus gandeng sebanyak mungkin komponen yang ada di tingkat desa. Salah satunya, Edi menyebut Petugas PLKB atau PKB.
“Gandeng itu Penyuluh KB. Siapa tahu dengan bicara tentang program KB, masyarakat akan semangat dan antusias untuk mengikuti program di tingkat desa,” katanya.
Lanjutnya, program yang melibatkan penyuluh KB biasanya selalu diawali dengan perencanaan yang baik dan matang. Hitunganya cermat, dengan dukungan data yang akurat.
Dengan menggandeng Penyuluh KB dan juga komponen yang lainnnya, kata Edi, maka masalah yang ada di tingkat desa akan diselesaikan dan dipecahkan oleh banyak orang, secara bersama-sama.
(EfjE/Yanti – MC Manggarai Barat)