Pemkab Mabar - Keuskupan Ruteng Kembali Gelar FGK

:


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Jumat, 11 Agustus 2023 | 19:47 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 635


Manggarai Barat, Info Publik - Setelah sukses menggelar Festival Golo Koe (FGK) pertama Agustus 2022 silam, kini Pemkab Manggarai Barat (Mabar) dan Keuskupan Ruteng kembali menyelenggarakan FGK kedua.

FGK ke-2 berlangsung selama 5 hari, yakni 10 hingga 15 Agustus mendatang.

Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mengharapkan acara tahunan tersebut sebagai momen pariwisata inklusif, dimana semua masyarakat yang berada di tiga wilayah Manggarai Raya harus mengisi kemajuan pariwisata Labuan Bajo dengan terlibat aktif untuk berkembang dan bersaing.

"Saya ajak kepada seluruh rakyat di Manggarai raya ini, ditengah kemajuan pariwisata Labuan Bajo supaya jangan jadi penonton saja. Saya tidak ingin rakyat di tiga kabupaten ini menjadi penonton. Ini moment refleksi, kita harus isi kemajuan ini agar terwujud kesejahteraan dan kemakmuran bersama," kata Edi di Mabar, Kamis (10/8/2023).

Sementara itu, Uskup Ruteng, Siprianus Hormat menyebut tujuan utama dari kegiatan adalah untuk mengembangkan pariwisata Labuan Bajo.

“Pariwisata bukan hanya milik para turis. Pariwisata ini milik kita semua Tanah Kuni Agu Kalo Manggarai Raya tercinta ini," katanya.

Festival yang berlangsung selama  sepekan ini akan disuguhi oleh atraksi budaya yang mempesona dan dimanjakan oleh berbagai kuliner serta produk ekonomi kreatif lokal.

Ratusan UMKM yang datang dari berbagai sudut keuskupan Ruteng, komunitas dan lembaga wilayah Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Manggarai serta dari  daratan Flores, datang untuk menjajakan kerajinan tangan mereka.

"Mari kita royal untuk berbelanja, untuk mendorong geliat ekonomi yang mensejahterakan masyarakat," ajak Siprianus Hormat.

Menurutnya, ekonomi sejahtera haruslah mendahulukan yang miskin dan terpinggirkan. Berbagi, belajar berbelarasa melalui festival.

Lanjutnya, ekonomi yang adil perlu merawat dan melestarikan lingkungan, tidak memmbuang sampah sembarangan dan terlibat dalam gerakan ekologis melalui penanaman pohon dalam festival ini.

Ia mengatakan, pariwisata holistik yang sedang kita wujudkan tidak hanya bermakna ekonomis tapi juga bernuansa sosial kultural dan ekologis.

“Melalui pariwisata ini juga kita meski semakin mewujudkan kebersamaan dan persaudaraan diantara kita. Pariwisata ini harus berciri inklusif, ingin merangkul dan memeluk semua anak bangsa dari berbagai suku, budaya dan keragaman agama. Mari kita rayakan persaudaraan lintas batas dalam festival ini," ungkapnya.

(Hans-Tim IKP Kominfo Mabar)

 

-->