Bupati Mabar Jelaskan Perspektif Utama Festival Golo Koe

:


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Sabtu, 12 Agustus 2023 | 19:35 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 527


Manggarai Barat, Info Publik - Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menjelaskan 3 perspektif utama dari pelaksanaan Festival Golo Koe (FGK) tahun kedua yakni rohani, pariwisata dan ekonomi kreatif.

Penjelasan itu disampaikan Edi saat sambutan Seminar Festival Golo Koe di Aula Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Ksambi, Labuan Bajo, Sabtu (12/8/2033).

“Ada 3 perspekti yang hendak dikedepankan sebagai esensi dasar dari pelaksanaan Festival Golo Koe ini,” jelas Edi.

Perspektif yang pertama adalah perspektif rohani. Dimana Bunda Maria sebagai tokoh sentral. Bunda dari semua orang. Seorang ibu yang selalu mengayomi dengan penuh cinta kasih, tanpa membeda-bedakan.

“Kebetulan bersamaan dengan HUT RI, kita mempererat tali persatuan dan kesatuan Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Indonesia tetap Indonesia,” tegasnya.

Perspektif yang kedua, lanjut Edi, adalah perspektif pariwisata. Pariwisata yang hendak di golkan adalah pariwisata yang inklusif, yang kedepankan lingkungan yang berkeadilan sosial.

“Ini adalah gol akhir dari pembangunan pariwisata yang ada di Labuan Bajo ini,” jelasnya.

Edi kemudian menjadikan pengelolaan pariwisata di Betawi dan Bali sebagai potret untuk dijadikan sebagai referensi dalam membangun dan mengembangkan pariwisata di Labuan Bajo.

“Dan kami lebih cenderung menjadikan Bali sebagai potret yang baik untuk dijadikan sebagai referensi,” lanjutnya.

Menurut Bupati Edi, industri pariwisata di Bali bertumbuh dan berembang luar biasa. Masyarakatnya kemudian menjadi sejahtera. Sebab, rakyat menjadi subyek dalam membangun pariwisata.

“Berkaca dari pengelolaan industri pariwisata di Bali itu, maka di tengah kemajuan industri pariwisata di Labuan Bajo, yang harus kita wujudkan adalah desain sistem yang mapan,” jelasnya.

Dengan mendesain sistem yang mapan, lanjutnya, kemajuan pariwisata Labuan Bajo benar-benar dirasakan oleh seuruh lapisan masyarakat. Dengan demikian masyarakat yang sejahtera, berkeadilan dan berkelanjutan akan terwujud.

Perspektif yang ketiga, lanjut Edi adalah perspektif ekonomi kreatif. Dalam rangka festival Golo Koe yang kedua ini, lanjutnya, ada 152 UMKM yang sedang memasarkan seluruh hasil kreatifitasnya.

Bupati Edi kemudian menyinggung tentang pelaksanaan festival Golo Koe tahun 2022, dimana perputaran uang cukup banyak. Angkanya bahkan sangat fantastis, bisa mencapai angka puluhan miliyar rupiah.

“Belajar dari pengalaman ini, maka gereja dan pemerintah mencoba mendesign bagaimana membina UMKM. Karena di era ini, UMKM punya peran yang cukup signifikan dalam mendongkrak peningkatan ekonomi masyarakat.

Edi berharap, agar kegiatan seminar dengan tema ‘Membangun Ketahanan Pangan Lokal dan Ekonomi Berkelanjutan Yang Berbudaya dan Berkeadilan Iklim’ ini, pangan lokal bisa didesign menjadi bagian dari upaya bersama dalam mengentaskan kemiskinan.

Seminari sehari ini menghadirkan Utusan Khusus Kepresidenan (UKP) Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan, Muhammad Mardiano. Hadir sebagai pembicara adalah Direktur The Climate Reality Project Indonesia, Amanda Katili Niode dan Rm. Ino Sutam.

Para delegasi dari berbagai paroki sekeuskupan ruteng yang menjadi peserta pada pelaksanaan Festival Golo Koe, juga hadir sebagai peserta.

(EfjE-Tim IKP Kominfo Mabar)

 

-->