:
Oleh MC KAB BLORA, Minggu, 21 Januari 2024 | 13:21 WIB - Redaktur: Tobari - 274
Blora, InfoPublik - Kuliah tujuh menit (kultum) di masjid Nurul Falah Perumnas Karangjati RW V Kelurahan Karangjati Kecamatan Blora Kabupaten Blora, Jateng mengingatkan umat muslim setempat untuk ciptakan pesta demokrasi 2024 dengan rukun dan damai.
“Saya, seusai salat subuh berjamaah diamanahi untuk menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum) di masjid Nurul Falah Perumnas Karangjati RW V Kelurahan Karangjati dengan mengambil tema, Rasa malu Ciptakan Pesta Demokrasi 2024 Rukun dan Damai.
Tema itu dalam rangka memanfaatkan momentum pesta Demokrasi 2024 yang tinggal 25 hari lagi agar dapat berjalan lancar, sukses, jurdil, luber, aman dan bermartabat,” kata Bambang Sulistya, tokoh masyarakat setempat, Minggu (21/1/2024).
Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Blora itu menyampaikan saat ini sudah terasa suhu politik mulai membara sebagai dampak elit politik sedang berlomba-lomba dalam meraih kedudukan dan jabatan dengan dugaan sesanti menghalalkan segala macam cara untuk membumikan sikap kemunafikan, kesombongan dan kebencian.
“Sehingga rasa malu dan kesopanan hilang dalam pergaulan hidup sehari-hari. Jurus hit and run dijadikan semangat untuk menggapai kemenangan. Sementara sifat malu yang selama ini dimaknai sebagai perasaan yang membentengi seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji atau tercela menjadi justru seperti barang langka,” tegasnya.
Mantan Sekda Blora itu menyebut, bahwa Iman Nawawi seorang ulama besar mazhab Syafii dari Suriah mengatakan bahwa sifat malu itu pada hakekatnya merupakan sebuah kesadaran untuk meninggalkan keburukan dan mencegah terjadinya pelanggaran etika dan perbuatan tercela tidak lagi jadi referensi dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Dalam agama Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar memiliki sifat malu karena dapat meningkatkan akhlak dan kualitas keimanan menjadi lebih tinggi dan mantap. Orang yang tidak memiliki sifat malu akhlaknya dan keimanannya akan rendah serta tidak mampu mengendalikan hawa nafsu.
“Ingat orang yang memiliki sifat malu jika melakukan kesalahan atau tidak patut bagi dirinya akan menunjukan rasa penyesalan diri,” tandasnya.
Dan rasa malu tidak pernah mendatangkan keburukan kecuali kebaikan (HR Bukhari&Muslim). Kalau kamu tidak punya rasa malu berbuatlah sekehendakmu (HR Bukhari). Disamping itu tersurat dalam hadist riwayat Muslim bahwa sesungguhnya Allah hendak membinasakan seseorang Dia mencabut rasa malu dari orang tersebut.
“Dari hadist tersebut mengajarkan kepada kita bahwa rasa malu merupakan salah satu prasarat untuk ketaqwaan dalam pengertian ketika ingin melakukan suatu kesalahan atau tindakan tercela ada perasaan malu dalam hati sehingga untuk melakukannya menjadi hilang,” tuturnya.
Ada tiga sifat malu yang melekat pada diri seseorang. Pertama, rasa malu kepada diri sendiri ketika sedikit melakukan amal saleh di hadapan Allah dan kebaikan untuk umat dibanding orang lain. Rasa malu ini mendorongnya meningkatkan kuantitas amal soleh serta pengabdian seseorang kepada Allah SWT dan umat manusia.
Kedua, rasa malu kepada sesama umat. Hal ini penting karena dapat mengendalikan diri agar tidak melanggar ajaran dan tutunan agama. Malu seperti ini dapat memberikan kebaikan baginya dari Allah karena ia terpelihara dari dosa.
Ketiga, malu kepada Allah karena setiap langkah dan kiprah selalu diketahui oleh Allah.Malu kepada Allah malu terbaik dan dapat membawa kebahagian hidup serta seseorang tidak akan berani melakukan kesalahan dan meninggalkan kewajiban.
“Kemudian manfaat apa yang kita peroleh ketika kita dapat membumikan rasa malu di tahun politik dalam kehidupan sehari-hari,” kata Bambang Sulistya.
Dijelaskannya, terdapat lima keuntungan yang dapat kita raih terumuskan dalam akronim SEGAN. Yaitu, S-Selalu berbuat kebaikan yang dapat bermanfaat bagi umat.Misalnya kegiatan berbagi/kepyur/sedakah kepada orang yang kurang beruntung.
Selalu membangun silaturahmi dan menebarkan pesona kemulyaan dengan membiasakan suka memuji dan memperhatikan kepada sesama umat.Bukan kebiasaan yang terjadi saat ini saling mencela,mengejek, membantai dan memfitnah orang orang bergabung dalam koalisi yang berbeda.
E-Enggan meninggalkan sopan santun,unggah-ungguh, tatakrama dan etika dalam pergaulan hidup sehari-hari.Karena dua perangai dalam diri manusia yang disukai oleh Allah, yaitu rendah hati dan rasa malu.
G-Gagalkan atau cegah semua perkataan dan perbuatan yang akan merugikan baik diri sendiri maupun orang lain. Seperti berbohong, menebar hoaks dan provokasi/adu domba.
A-Ada harapan hidup menjadi sehat dan bahagia.Karena hidupnya makin tenang tidak mudah emosi apalagi bersumbu pendek dan ngamukan tanpa berpikir secara jernih.
N-Netralitas diri aib dunia dan akherat. Hal itu sejalan Hadist Riwayat Abu Hurairah RA, "Siapa yang menutupi aibnya seoran muslim, Allah menutupi aibnya pada hari kiamat”
“Walaupun yang kita saksikan saat ini para politisi saling membuka aib dan kelemahan seseorang dengan memberi penilaian dan predikat yang akan mempermalukan diri, keluarga, institusi dan koleganya,” ucapnya.
Perlu diingat bahwa sesama muslim itu adalah saudara yang tidak boleh saling membantai, menghabisi dan menzalimi yang dipertontonkan kepada publik masyarakat luas.
Menurut Bambang Sulistya, dapat disimpulkan bahwa sifat malu merupakan hal yang sangat penting sebagai beteng pertahanan untuk memelihara akhlak seseorang dan sumber utama dari kebaikan, maka sifat malu di tahun politik saat ini perlu dimiliki dan dipelihara dengan baik oleh umat muslim dimanapun kita berada karena sifat malu dapat memelihara dan menjaga keimanan seseorang.
Selanjutnya sebagai umat yang beriman kita malu menjadi Golput dalam pesta demokrasi yang digelar pada 14 Februari 2024. Beda pilihan adalah sunatullah dan berkah kita malu kalau beda pilihan menyebabkan saling menjatuhkan, membunuh dan mengagap permusuhan.
Karena sejatinya beda pilihan kita adalah tetap saudara guyub rukun selawase sesarengan mbangun Bumi Blora Mustika berkelanjutan.
Selesai kultum para jemaah mendapatkan bibit buah buah kelengkeng dan alfokat kwalitas istimewa guna ditanam untuk mewujudkan Blora jadi surganya buah buah jawa tengah dan mengajarkan amal jariah bagi umat.
“Daging sapi dimasak gulai, Jangan lupa diberi serai, Malu dan sopan adalah perisai, Bekal hidup tentram dan damai. Hari minggu bersama sahabat, Pergi ke pasar beli ketupat, Malu dan sopan peganglah erat. Kelak dirimu akan selamat,” tuturnya dengan pantun. (MC Kab. Blora/Guh/toeb).