Harga Beras di Blora Mengalami Anomali

:


Oleh MC KAB BLORA, Kamis, 22 Februari 2024 | 15:24 WIB - Redaktur: Tobari - 269


Blora, InfoPublik - Pasca pesta akbar demokrasi ternyata harga beras di pasar tradisional Rajawali dan Sido Makmur Kabupaten Blora terus meroket naik seiring naiknya tensi para politisi yang belum bisa menerima realita hasil Pemilu.

Menurut penuturan salah satu pedagang Sutiyem, yang berjualan di pasar Rajawali  merasa heran baru kali ini terjadinya kenaikan harga beras yang tidak normal.

“Kemarin habis coblosan harga beras medium awalnya Rp13.500 per kg kini sudah melonjak menjadi Rp16.500 per kg. Bahkan beras jenis mapan dan C4 semula Rp15.000 per kg sudah berubah menjadi Rp17.000 per Kg,” kata Sutiyem, Kamis (22/2/2024).

Gambaran yang sama juga disampaikan oleh salah seorang pedagang yang bernama Sriyatun di pasar Sido Makmur. Kenyataan ini berimbas pada hasil penjualan para pedagang beras karena sejumlah pembeli mengurangi volume pembelian beras.

Saat ini muncul ungkapan di masyarakat terutama dari wong cilik sebagai bentuk suara kritis yang di sampaikan kepada pemerintah. Bukan ketidakpuasan tentang hasil pemilu 2024 yang memunculkan usulan hak angket atau hak interpelasi, tetapi realita kehidupan yang merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi yang saat ini harganya membumbung tinggi.

Malah ada sebagian elemen masyarakat yang mengatakan"harga beras melambung tinggi wong cilik menjadi bingung sendiri sementara para politisi masih berhitung apakah nasibnya masih beruntung".

Sementara pendapat Singgih Hartono salah seorang tokoh masyarakat Blora yang kritis dan peduli kepada kaum yang lemah, menyatakan bahwa harga beras saat ini merupakan harga anomali.Karena naiknya harga beras yang jauh diatas Harga Pembelian Pemerintah(HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) tentunya telah menimbulkan keresahan bagi para mak mak ibu rumah tangga.Kejadian saat ini sepertinya mengulang sejarah tahun 1999 termasuk siklus 25 tahunan.

“Kalau tidak diwaspadai dan ditangani secara serius dan tuntas untuk menangani harga beras maka akan berdampak kurang baik bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Ingat beras adalah merupakan komuditas politis dan strategis sekaligus merupakan sumber penghidupan dan sumber kehidupan masyarakat,” ungkapnya.

Gojang ganjing harga beras saat ini karena pengaruh nyata dari El Nino yang menyebabkan produksi beras menurun sebagai akibat para petani mengalami gagal panen. Hal ini sejalan dengan ramalan Kementerian Pertanian yang menyebutkan dampak El Nino akan menurunkan produksi antara 380 ribu ton hingga 1,2 juta ton karena gagal panen.

Bah Singgih sebutan akrab sehari-hari Singgih Hartono, juga mengungkapkan bahwa cadangan pangan pemerintah saat ini belum cukup aman. Karena itu ia bisa memahami pemerintah menempuh kebijakan impor beras dalam upaya untuk mencukupi cadangan pangan, kebutuhan konsumsi masyarakat dan beras untuk bantuan sosial.

Sehingga dalam posisi saat ini ia menyarankan kepada masyarakat jangan terlalu panik pasti pemerintah akan hadir memberi solusi terbaik untuk mengendalikan harga beras menjadi harga ke tingkat yang wajar.

Sosok Singgiah Hartono pernah jadi Ketua Asosiasi Kontraktor Pangan di Kabupaten Blora dan Ekskaresidenan Pati masa bhakti 1997-2004,Pernah menjadi anggota DPRD Blora 2004-2009 dan saat ini menjadi ketua LSM Ampera cabang Blora

Sementara itu menurut Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora Ngaliman berbagai upaya dan kiprah akan dilakukan oleh pemerintah daerah.

Pertama, mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik menghadapi gejolak harga beras karena Pemda segera melakukan Gerakan Operasi pasar di empat pasar Blora yakni pasar Sido Makmur Blora, Pasar Jepon, Ngawen dan pasar induk Cepu.

Kedua, menyalurkan bantuan pangan dari Bapanas sejumlah 933.890 kg per bulan untuk 93.389 Penerima Bantuan Pangan(PBP) mulai tanggal 20-26 Februari 2024.

Ketiga, melakukan Gerakan Pangan Murah(GPM) diberbagai wilayah.

Disamping itu kebutuhan cadangan pangan kabupaten Blora masih cukup .Apalagi sebentar lagi di Kecamatan Todanan,  Kecamatan Kunduran , Kecamatan Cepu,Kedungtuban dan Kecamatan Kradenan sudah mulai panen. (MC Kab. Blora/Guh.toeb).

 

-->