Peran Vital Bidan dalam Kesehatan Reproduksi dan Peningkatan Kualitas SDM

: Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM yang juga Plt. Kepala Biro Organisasi Setda Provinsi Gorontalo Yosef P. Koton bersama Pengurus IBI saat pembukaan Musda ke-VI. (foto ist)


Oleh MC PROV GORONTALO, Minggu, 26 Januari 2025 | 06:13 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 414


Kota Gorontalo, InfoPublik – Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) kini menyasar pada masa sebelum kehamilan atau prakonsepsi, melalui peningkatan kesehatan reproduksi.

Strategi ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat di masa depan.

Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Yosef P. Koton, menegaskan pentingnya kesehatan reproduksi sebagai bagian utama dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

“Kesehatan reproduksi mencakup kondisi sehat secara fisik, mental, dan sosial. Ini lebih dari sekadar bebas dari penyakit, melainkan juga bagaimana sistem, fungsi, dan proses reproduksi berjalan dengan optimal,” kata Yosef saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Ke-VI Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Gorontalo di Grand Sumber Ria Ballroom, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada  Sabtu (25/1/2025).

Bidan memegang peran penting dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk kesehatan reproduksi. Yosef menjelaskan bahwa bidan adalah garda terdepan yang melayani masyarakat dalam berbagai aspek, seperti: pemeriksaan kehamilan, persalinan, keluarga berencana, dan imunisasi.

Selain itu, bidan juga memberikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan gizi yang cukup, terutama untuk ibu hamil dan bayi.

Salah satu persoalan besar yang masih menjadi fokus perhatian adalah tengkes (stunting). Yosef menegaskan bahwa tengkes bukan hanya berdampak pada kondisi fisik anak, tetapi juga kesehatan mental hingga kemampuan berpikir anak di masa depan.

“Dampak tengkes akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Oleh karena itu, optimalisasi peran bidan dengan pendekatan keluarga menjadi sangat penting untuk menekan angka prevalensi tengkes,” ungkap Yosef.

Pendekatan keluarga di sini mencakup:

  1. Edukasi kesehatan reproduksi bagi calon pengantin untuk memastikan perencanaan kehamilan yang matang.
  2. Penerapan konsep 4T:
    • Terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun).
    • Terlalu tua (usia di atas 35-40 tahun).
    • Terlalu dekat (jarak kehamilan kurang dari 2 tahun).
    • Terlalu banyak (jumlah anak yang tidak terencana).
  3. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi ibu hamil dan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia dua tahun.

Yosef menekankan bahwa pemerintah mendukung penuh langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh bidan. Sehingga diharapkan mampu memperkuat komitmen pelayanan kesehatan, khususnya di Gorontalo.

“Semoga Musda ini berkontribusi besar dalam menciptakan generasi yang sehat dan kuat. Dengan semangat perubahan dan kolaborasi, kita semua dapat mewujudkan tujuan bersama,” pungkas Yosef.

(mcgorontaloprov)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:33 WIB
Kota Gorontalo Hadapi Tantangan Urban Sprawl
  • Oleh MC KAB DONGGALA
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:49 WIB
Donggala Tampilkan Potensi Wisata dan Produk Lokal di Apkasi Otonomi Expo 2025
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 06:56 WIB
Dana Transfer Menyusut, Gorontalo Fokuskan Anggaran pada Dua Program Prioritas
-->