- Oleh Wandi
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 19:57 WIB
: Bupati Siak Alfedri melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) di Gedung R. Soegondo FIB UGM, Yogyakarta, Senin (24/2/2025).
Oleh MC KAB SIAK, Selasa, 25 Februari 2025 | 12:04 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 226
Yogyakarta, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak menjalin kerja sama strategis dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) guna melestarikan dan mengembangkan budaya Melayu Siak.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) oleh Bupati Siak, Alfedri, di Gedung R. Soegondo FIB UGM, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin (24/2/2025).
"Alhamdulillah, hari ini kami menandatangani kerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya UGM. Kolaborasi ini bertujuan untuk memetakan peluang pengembangan budaya, pariwisata, dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal," ujar Alfedri.
Bupati Alfedri menjelaskan bahwa Siak memiliki warisan budaya sebagai bekas kerajaan Melayu yang tersebar di pesisir Sumatra. Oleh karena itu, diperlukan kajian dan penelitian berkelanjutan untuk merumuskan kebijakan pengembangan daerah ke depan.
"Kami ingin bekerja sama dan berkolaborasi dengan UGM, khususnya Fakultas Ilmu Budaya. Pemkab Siak juga telah menjalin kerja sama dalam pengiriman mahasiswa untuk belajar di UGM," jelasnya.
Dalam kerja sama ini, terdapat beberapa ruang lingkup utama, yaitu:
Bupati Alfedri menegaskan bahwa visi Kabupaten Siak untuk 20 tahun ke depan tetap berorientasi pada pelestarian budaya Melayu dengan tagline "Siak The Truly Malay".
"Kami ingin Fakultas Ilmu Budaya UGM menjadi bapak angkat bagi Siak dalam pengembangan budaya Melayu. Visi ini akan diperkuat dalam RPJMD Kabupaten Siak," tambahnya.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Setiadi, mengapresiasi langkah Pemkab Siak dalam menggandeng akademisi untuk mendukung pengembangan daerah.
"Ini adalah bentuk kolaborasi antara pendidikan tinggi dan pemerintah daerah. UGM akan melakukan ekspos agar semua pihak memahami kontribusi kami dalam memajukan bangsa," ujarnya.
Prof. Setiadi juga menyebutkan bahwa banyak daerah ingin menjalin kerja sama serupa, namun terkendala oleh kebijakan efisiensi anggaran nasional yang membatasi perjalanan dinas.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya Melayu di Indonesia dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Siak, khususnya dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi kreatif.
Dengan adanya kerja sama ini, Siak semakin dekat dalam mewujudkan visinya sebagai pusat budaya Melayu yang autentik dan berkelanjutan.
(Rilis/Humas/Siak)