- Oleh Wandi
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 19:57 WIB
: Sejumlah guru menghadiri Gelar Inovasi Batik Batang di SMK Negeri 1 Warungasem, Kabupaten Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Selasa, 25 Februari 2025 | 12:30 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 284
Batang, InfoPublik – Batik khas Kabupaten Batang yang kini terancam punah mendorong SMK Negeri 1 Warungasem (Neswara) untuk mengambil langkah konkret dalam meregenerasi pembatik muda.
Melalui Gelar Inovasi Batik Batang, SMK Neswara bekerja sama dengan Institut Pluralisme Indonesia (IPI) untuk memberikan pelatihan membatik bagi para pelajar, mulai dari SD hingga SMA/SMK, agar motif khas Batang tetap lestari.
“Selama tiga hari, kami mengundang pelajar dari berbagai jenjang pendidikan untuk mengapresiasi dan mengikuti workshop membatik. Praktisi batik turut hadir untuk memberikan pelatihan secara langsung, dengan harapan batik khas Batang bisa mendunia,” ujar Kepala SMK Neswara, Suyanta di Gelar Inovasi Batik, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah pada Senin (24/2/2025).
Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), William Kwan, mengungkapkan keprihatinannya terhadap minimnya minat generasi muda terhadap batik khas Batang.
"Motif batik yang terkesan kuno membuat Gen Z kurang tertarik untuk mendalami dunia membatik. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi agar mereka mau mempelajarinya," jelasnya.
Sejumlah percobaan pelatihan membatik telah dilakukan secara mandiri, dan hasilnya menunjukkan bahwa dari 20 peserta, lahir satu pembatik yang masih aktif membatik hingga kini.
"Artinya, jika pola ini diterapkan secara luas, daerah yang bukan penghasil batik pun dapat melahirkan pembatik muda baru," tegasnya.
Kolaborasi dengan lembaga pendidikan seperti SMK Neswara, menurut William, menjadi metode efektif untuk meregenerasi pembatik dari kalangan muda.
Kasi SMK Cabang Dinas Pendidikan (Cabdin) 13, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, mengapresiasi kolaborasi antara lembaga pendidikan dan institusi pemerhati batik.
"Bersyukur sekali, IPI bersama perusahaan-perusahaan turut peduli terhadap kelestarian batik khas Batang. Jika diintensifkan, keberadaannya akan makin dikenal luas," ungkapnya.
Dengan adanya Gelar Inovasi Batik Batang, diharapkan batik khas Batang semakin dikenal dan tetap lestari di tengah perkembangan zaman.
Kolaborasi antara institusi pendidikan, komunitas batik, dan pemerintah menjadi langkah strategis dalam mendorong regenerasi pembatik muda dan menjadikan Batik Batang sebagai warisan budaya yang tetap relevan bagi generasi mendatang.
(MC Batang, Jateng/Heri/Sri Rahayu)