:
Oleh MC KAB BULELENG, Sabtu, 5 April 2025 | 20:50 WIB - Redaktur: Juli - 590
Buleleng, InfoPublik – Dalam ajaran Hindu, tindakan ulah pati atau bunuh diri dianggap bertentangan dengan prinsip dasar keyakinan ini.
Menurut Kadek Satria, Penyuluh Agama Hindu dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, kematian bukanlah akhir dari perjalanan hidup, karena atma (roh manusia) dianggap kekal dan abadi dalam ajaran Hindu.
"Kematian adalah bagian alami dari siklus kehidupan yang harus diterima. Dunia ini adalah tempat bagi manusia untuk menyucikan atma melalui perbuatan baik (subha karma) dan menghindari perbuatan buruk (asubha karma)," jelas Kadek Satria dalam wawancara, Jumat (4/4/2025).
Lebih lanjut, Kadek Satria menjelaskan bahwa dalam Bhagavad-Gita, terdapat dua jalur perjalanan atma setelah kematian. Atma yang menjalani kehidupan penuh kebaikan akan menempuh Uttarayana, jalur terang atau jalur dewa. Sebaliknya, mereka yang terikat pada duniawi dan karma buruk akan mengikuti Daksinayana, jalur kegelapan.
Selain itu, dalam Kitab Parasara Dharmasastra, dijelaskan bahwa roh orang yang meninggal akibat ulah pati akan terkurung dalam alam kegelapan selama 60 ribu tahun.
Sementara itu, dalam Lontar Yama Purwa Tattwa Atma, disebutkan bahwa jenazah korban bunuh diri harus dikubur terlebih dahulu sebelum prosesi ngaben dapat dilaksanakan setelah lima tahun.
Kadek Satria menegaskan bahwa ulah pati atau bunuh diri bukanlah solusi dari permasalahan hidup. Sebaliknya, tindakan tersebut justru menambah penderitaan bagi keluarga dan lingkungan sekitar. "Ulah pati bukanlah jalan keluar, melainkan sumber penderitaan baru bagi orang yang ditinggalkan," tegasnya.
Dengan pemahaman ini, Kadek Satria berharap masyarakat dapat lebih memahami dampak bunuh diri dalam ajaran Hindu, serta mendorong individu untuk mencari solusi yang lebih positif dan konstruktif dalam menghadapi tantangan hidup.
Sebagai tambahan, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa dalam ajaran Hindu, hidup ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan menghindari karma buruk. Oleh karena itu, mencari bantuan dan dukungan dalam menghadapi kesulitan hidup lebih dianjurkan daripada mengambil jalan yang dapat membawa lebih banyak penderitaan. (MC Kabupaten Buleleng/RKA)