- Oleh MC KAB BATANG
- Kamis, 12 Juni 2025 | 17:47 WIB
: Asisten Administrasi Umum Setda Batang Sugeng Sudiharto (kiri), menghadiri Peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-61 secara virtual di Lapas Kelas IIB Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Selasa, 29 April 2025 | 12:20 WIB - Redaktur: Juli - 374
Batang, InfoPublik – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Batang, Jawa Tengah terus memperkuat komitmennya dalam membina Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui program-program produktif yang mendukung ketahanan pangan dan pengembangan keterampilan wirausaha.
Dengan memanfaatkan lahan seluas 7.000 meter persegi di sarana asimilasi dan edukasi, Lapas Batang aktif menanam sayuran seperti kangkung dan sawi, yang hasilnya tidak hanya untuk konsumsi internal, tetapi juga dijual ke pasar dan keluarga WBP.
Kepala Lapas Batang, Nurhamdan, menjelaskan bahwa pemanfaatan lahan ini merupakan bagian dari kontribusi Lapas dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang juga sejalan dengan visi Provinsi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan.
“Sayuran hasil panen kami konsumsi untuk kebutuhan WBP, dan sebagian lainnya kami jual ke pasar tradisional serta kepada keluarga WBP saat kunjungan. Ini memberi manfaat ekonomi dan melatih kemandirian,” ujar Nurhamdan saat peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-61, Senin (28/4/2025).
Selain bidang pertanian, Lapas Batang juga menjalin kerja sama dengan DMA Collection dalam industri garmen. Sebanyak 20 WBP saat ini dilibatkan dalam produksi baju koko dengan target 500 potong untuk dipasarkan oleh mitra tersebut.
Nurhamdan menambahkan, pelatihan ini memberi bekal keterampilan dan nilai ekonomi bagi para WBP yang berpartisipasi. Tak hanya itu, Lapas juga bersinergi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispaperta) Kabupaten Batang dalam memberikan pelatihan menjahit, pengelasan, dan pendampingan pertanian sebagai bentuk pembinaan lanjutan bagi para warga binaan.
Asisten Administrasi Umum Setda Batang, Sugeng Sudiharto, memberikan apresiasi tinggi atas upaya Lapas Batang dalam mendukung program ketahanan pangan serta pemberdayaan ekonomi lokal. “Sinergi seperti ini sangat strategis, apalagi mayoritas WBP merupakan warga Kabupaten Batang. Pembinaan ini berdampak langsung pada kesiapan mereka kembali ke masyarakat,” tuturnya.
Dengan berbagai program produktif yang berjalan, Lapas Batang tidak hanya menjadi tempat pembinaan, tetapi juga pusat pemberdayaan yang mengajarkan kemandirian, keterampilan, dan tanggung jawab sosial kepada para warga binaan.