:
Oleh MC KAB DEMAK, Selasa, 6 Mei 2025 | 12:24 WIB - Redaktur: Juli - 199
Demak, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Demak terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting melalui pelaksanaan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Demak 2025, yang diselenggarakan di Gedung Gradhika Bina Praja Kabupaten Demak, Senin (5/5/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Demak, perangkat daerah terkait. Hadir langsung Bupati Demak Eisti’anah, Wakil Bupati Muhammad Badruddin, Sekda Akhmad Sugiharto, Ketua DPRD Zayinul Fata, Kepala Dinas Kesehatan Ali Maimun, Kepala Dinpermades P2KB Taufik Rifai’i, serta perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Rahutomo Wahyu Setiawan.
Bupati Demak menegaskan bahwa stunting merupakan persoalan multidimensi yang tidak hanya berkaitan dengan aspek kesehatan, tetapi juga erat kaitannya dengan kemiskinan, pendidikan, sanitasi lingkungan, serta pola asuh dalam keluarga.
"Penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral. Harus ada sinergi, kerja kolaboratif, dan intervensi yang bersifat holistik, integratif, dan berkelanjutan,” tegas bupati.
Ia menambahkan, edukasi tentang pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) harus terus digencarkan. Selain itu, peran keluarga, khususnya ayah, dalam pola pengasuhan anak juga harus diperkuat.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif dalam upaya penurunan stunting, hingga Kabupaten Demak berhasil masuk dalam tiga besar daerah dengan prevalensi stunting terendah di Jawa Tengah.
"Kita harus terus mendorong optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga dan kader di wilayah. Jadikan hasil rembuk ini sebagai living document yang dikawal bersama, dan hadir langsung di tengah masyarakat dengan solusi nyata,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun, menyampaikan bahwa pihaknya telah melaksanakan berbagai program, mulai dari intervensi gizi pada ibu hamil dan balita, hingga edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat.
"Kami berkomitmen penuh untuk menurunkan angka stunting di wilayah kita. Kami telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan, mulai dari intervensi gizi pada ibu hamil dan anak-anak, hingga edukasi dan promosi kesehatan mengenai pencegahan stunting," jelasnya
Sementara, Kepala Dinpermades P2KB Taufik Rifai’i. Menyampaikan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 prevalensi stunting di Kabupaten Demak berhasil ditekan mencapai 4,66 persen.
"Prevalensi stunting di Kabupaten Demak pada 2022 adalah 16,2 persen, Tahun 2023 yaitu 9,5 persen," kata Taufik.
Dalam rangka memperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, kuat dan tidak stunting, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), yang mengajak seluruh pihak untuk menjadi orang tua asuh bagi balita stunting, dan keluarga berisiko stunting
"Rencana tindak lanjut dari rembuk stunting ini adalah memonitoring dan mengevaluasi anggaran intervensi sesuai dengan kebutuhan dan lokus stunting, penyusunan rencana aksi konvergensi, monitoring pemanfaatan dana desa untuk konvergensi stunting," tutupnya. (Red-kmf/apj).