: Masyarakat bersama unsur pemerintah, tokoh agama, tokoh adat serta tokoh pemuda pose bersama sesaat setelah usai doa dan ikrar berdamai di Jembatan Perbatasan antara Desa Kumur dan Bebar Barat
Oleh MC KAB MALUKU BARAT DAYA, Selasa, 6 Mei 2025 | 14:45 WIB - Redaktur: Untung S - 468
Tiakur, InfoPublik - Konflik antarwarga Desa Bebar Barat dan Kumur di Kecamatan Damer yang terjadi pada 30 April 2025 akhirnya menemui titik terang setelah melalui serangkaian proses dialog dan mediasi intensif. Kedua belah pihak secara resmi menyepakati perdamaian dan berkomitmen untuk hidup berdampingan secara harmonis.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten MBD, Simon Dahoklory, menjelaskan bahwa penyelesaian konflik itu melibatkan pendekatan multi-segi. "Kami menerjunkan 62 personel BKO yang dipimpin langsung Wakapolres MBD dan Danki Brimob untuk mengamankan situasi sekaligus membuka ruang dialog," ujarnya saat dikonfirmasi di Damer, Selasa (6/5/2025).
Proses mediasi yang difasilitasi pemerintah melibatkan seluruh unsur masyarakat, termasuk pemerintah desa, tokoh agama, tokoh adat, pemuda, dan masyarakat umum. Pertemuan-pertemuan intensif ini berhasil menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri segala bentuk pertikaian. "Perdamaian ini harus dijamin semua pihak agar tidak ada lagi korban berjatuhan," tegas Dahoklory.
Ikrar perdamaian yang dilakukan secara terbuka di perbatasan kedua desa ini memiliki makna khusus. Prosesi tersebut tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai dengan ritual adat dan doa keagamaan untuk mengukuhkan komitmen bersama. "Ini adalah perjanjian sakral yang penuh air mata, bukan sekadar formalitas. Pelanggaran terhadap kesepakatan ini akan membawa konsekuensi serius," imbuh Dahoklory.
Eskalasi konflik sempat meningkat ketika terdapat korban luka-luka dari kedua belah pihak. Situasi ini memaksa penguatan pasukan keamanan untuk mencegah perluasan konflik. Namun, pendekatan keamanan yang diimbangi dengan dialog budaya ternyata membuahkan hasil yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Para tokoh masyarakat menyambut baik penyelesaian konflik melalui jalur damai ini. Mereka berharap perdamaian yang telah diikrarkan dapat terjaga hingga ke generasi berikutnya. "Ini adalah momentum penting bagi masyarakat Damer untuk membangun hubungan bertetangga yang lebih baik di masa depan," tutup Dahoklory.
Proses rekonsiliasi ini menjadi contoh nyata bagaimana penyelesaian konflik di Maluku Barat Daya dapat dilakukan melalui pendekatan kultural dan partisipatif, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat secara inklusif.