- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:08 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Jumat, 9 Mei 2025 | 05:17 WIB - Redaktur: Juli - 178
Sumenep, InfoPublik -Perempuan pesisir di Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, menunjukkan kontribusi nyata dalam mendorong ekonomi lokal melalui pengolahan hasil laut.
Mereka memanfaatkan hasil tangkapan suami seperti ikan teri, cumi-cumi, dan ikan lainnya menjadi produk sambal khas yang diminati pasar.
Sebagai kabupaten kepulauan dengan 126 pulau, Sumenep memiliki tantangan tersendiri dalam menggerakkan ekonomi lokal, khususnya di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Namun, keterbatasan geografis tidak menyurutkan semangat perempuan pesisir untuk terus maju dan berdaya.
Inisiatif pemberdayaan ini dikukuhkan melalui pembentukan Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Tiaramida Jaya, Rabu (7/5/2025).
Ketua Poklahsar Hamidah, menyampaikan bahwa kegiatan itu tidak hanya membantu menambah penghasilan keluarga, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi nyata perempuan dalam pembangunan ekonomi lokal.
“Kita juga sebagai perempuan, harus bisa mengisi dapur kita dengan hal-hal yang bisa bermanfaat guna menunjang perekonomian keluarga. Jangan hanya suami saja yang mencari uang, kita juga bisa,” ujarnya.
Pembentukan Poklahsar didampingi oleh Penyuluh Perikanan wilayah Pakandangan Barat dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, Rully Resha Rahmatilla. Menurutnya, kegiatan tersebut adalah upaya strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing produk olahan hasil laut.
“Pengolahan hasil tangkapan seperti ikan teri menjadi sambal khas ini mendorong dibentuknya Poklahsar Tiaramida Jaya. Kelompok ini menjadi wadah kerja sama dan penguatan usaha perempuan pesisir agar bisa memasarkan produknya dengan lebih luas dan profesional,” jelas Rully.
Hadir pula dalam acara pembentukan, Ketua Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) Cabang Sumenep, Yusnaniyah yang menyampaikan dukungannya terhadap kelompok tersebut. Menurutnya, perempuan pesisir masih tergolong kelompok rentan yang harus terus diberdayakan.
“KPPI hadir untuk mendorong perempuan-perempuan di pesisir agar lebih maju. Kami fokus pada pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Di Pakandangan Barat ini, kami melihat potensi besar yang harus terus dikembangkan,” ungkapnya.
Beberapa program KPPI yang bisa diakses oleh kelompok perempuan pesisir, di antaranya adalah pelatihan usaha mikro, peningkatan kapasitas tentang hak-hak perempuan berkeadilan gender, serta pembentukan jejaring usaha dan kemitraan.
Langkah pembentukan Poklahsar Tiaramida Jaya menjadi bukti bahwa perempuan pesisir Sumenep tidak hanya mampu berdiri sejajar, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal dari dapur hingga ke pasar. Potret kemajuan masyarakat kepulauan yang terus tumbuh dengan semangat kolaboratif dan inklusif. (Miko/Han/Fer)