- Oleh MC KAB TEMANGGUNG
- Rabu, 2 Juli 2025 | 08:28 WIB
: Kemloko, varietas tembakau khas yang berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak, Temanggung/ MC Temanggung.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Jumat, 16 Mei 2025 | 09:12 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 511
Temanggung, InfoPublik- Kabupaten Temanggung terus memegang peran strategis sebagai salah satu daerah penghasil tembakau unggulan nasional. Salah satu varietas lokal yang hingga kini tetap menjadi andalan petani dan mitra industri rokok adalah Kemloko, varietas tembakau khas yang berasal dari Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak.
Varietas Kemloko mulai dikembangkan sejak era 1980-an dan hingga kini telah melahirkan delapan turunan, yakni Kemloko 1 hingga 8.
Sementara itu, varietas Sindoro 1 dikembangkan dari wilayah Gobermalatan, Kecamatan Bansari, yang terletak di lereng Gunung Sindoro.
Kedua varietas tersebut telah resmi dilepas sebagai varietas unggul nasional oleh Kementerian Pertanian pada 8 Februari 2001.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung, Sumarno, menyebutkan bahwa varietas Kemloko masih menjadi favorit karena adaptif terhadap kondisi agroklimat Temanggung serta sesuai dengan standar industri rokok.
“Dari segi kualitas rasa, warna, dan ketahanan terhadap penyakit, varietas Kemloko dan Sindoro tetap unggul. Terutama Kemloko 2 dan 3, yang kini paling banyak ditanam karena produksinya bisa mencapai 0,7 ton per hektare dalam kondisi kering,” kata dia saat ditemui tim Media Center, Rabu (14/5/2025).
Tingginya daya serap dari industri rokok membuat varietas ini terus dikembangkan. Dalam skema kemitraan, Kemloko 2 dan 3 mendapat prioritas karena dinilai sesuai dengan standar mutu industri rokok premium.
Namun, perjalanan varietas Kemloko tak selalu mulus. Varian awal seperti Kemloko 1 sempat menuai keluhan dari petani karena ukuran daun kecil dan rentan penyakit seperti layu bakteri dan busuk akar.
Namun demikian, terang dia, lewat proses pemuliaan dan persilangan dengan varietas Cooker 51, Kemloko 2 dan 3 lahir dengan keunggulan yang lebih baik.
“Ini menunjukkan bahwa varietas lokal bisa berkembang jika ada kolaborasi antara petani, peneliti, dan pemerintah. Sekarang varietas-varietas ini justru menopang ekonomi petani secara mandiri,” tambah Sumarno.
Sementara itu, Pengawas Benih Tanaman DKPPP Temanggung Dadi Riswanto menambahkan bahwa pengawasan dan pengujian mutu benih menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas varietas unggul.
“Kami pastikan, benih yang disalurkan ke petani adalah benih bersertifikat dan sesuai standar mutu nasional agar hasil panen tetap optimal,” katanya.
Selain Kemloko dan Sindoro, sejumlah varietas lain seperti Boyolali, Mantili, Manila, dan Sampurna juga dibudidayakan di Temanggung.
Dengan potensi hasil tinggi dan mutu yang diakui, Temanggung terus menjaga warisan tembakau lokal agar tetap relevan dan mampu bersaing di tengah tantangan modernisasi dan perubahan iklim.
(Ekn, Sv, Ekp)