- Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 20:55 WIB
:
Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN, Sabtu, 17 Mei 2025 | 12:15 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 479
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Pemkab Muba) di bawah kepemimpinan Bupati H. M. Toha dan Wakil Bupati Rohman terus memperjuangkan pemerataan akses digital hingga ke pelosok desa. Pada Kamis (15/5/2025) Pemkab Muba mengikuti Rapat Usulan Pembangunan Base Transceiver Station (BTS) bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di Jakarta.
Dalam rapat tersebut, Pemkab Muba mengusulkan agar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) segera menuntaskan 72 titik blankspot yang tersebar di 56 desa. Upaya ini menjadi bagian penting dalam misi menjadikan Muba sebagai daerah yang terkoneksi secara digital tanpa ketertinggalan.
Rapat dipimpin oleh Koordinator Tim Akselerasi Infrastruktur Mobile Broadband, Fajar Prasanti, didampingi anggota tim Adlin Dwi Jaya dan Apito. Pemkab Muba diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Herryandi Sinulingga bersama tim teknis.
Fajar menjelaskan bahwa cakupan sinyal 4G secara nasional telah mencapai 97,45 persen, dan menargetkan menjadi 98 persen pada tahun 2029. Pemerintah daerah diminta untuk menginput data teknis akurat melalui laman signal.komdigi.go.id agar proses pengusulan pembangunan BTS dapat diproses lebih cepat dan terarah.
Herryandi Sinulingga menegaskan bahwa akses internet bukan lagi kebutuhan sekunder, tetapi hak dasar masyarakat. Ia juga menyampaikan data pendukung yang mencakup jumlah penduduk, topografi wilayah, dan kebutuhan teknis dari 56 desa blankspot tersebut.
Sebagai langkah jangka pendek dan efisien, Pemkab Muba juga mengusulkan penggunaan internet satelit Starlink sebagai solusi digital sementara sebelum pembangunan menara BTS secara konvensional dapat dilakukan.
“Kami mengusulkan agar Komdigi dapat mengalokasikan anggaran untuk pengadaan Starlink di desa-desa blankspot sebagai solusi sementara. Pengelolaannya bisa dilakukan oleh BUMDes atau karang taruna,” ujar Herryandi.
Menurutnya, biaya operasional pembangunan dan pemeliharaan BTS cukup tinggi, sehingga Starlink bisa menjadi alternatif efektif dalam jangka pendek maupun menengah. Dengan hadirnya solusi ini, diharapkan Muba bisa segera terbebas dari blankspot dan mewujudkan “Muba Maju Lebih Cepat dan Terhubung”.