: Bappeda Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Sindoro Sumbing, Bappeda Temanggung, pada Senin (26/5/2025)/ MC Temanggung.
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Selasa, 27 Mei 2025 | 22:01 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 230
Temanggung, InfoPublik- Gula semut, salah satu produk olahan dari nira aren, dinilai memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Menyadari potensi tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Sindoro Sumbing, Bappeda Temanggung, pada Senin (26/5/2025).
Mengusung tema “Model Pengembangan Agroindustri Gula Semut Berbasis Nira Aren untuk Meningkatkan Nilai Tambah dan Ekonomi Lokal Jawa Tengah”, kegiatan ini menghadirkan pemangku kepentingan dari berbagai kalangan, mulai dari peneliti, pelaku usaha, hingga aparatur pemerintah.
Kepala Bappeda Temanggung, Hendra Sumaryana, menyampaikan bahwa produk gula semut masih tergolong baru dan belum sepenuhnya dikenal masyarakat.
Melalui riset ilmiah dan kegiatan FGD ini, ia berharap edukasi tentang potensi gula semut dapat menjangkau petani maupun pengambil kebijakan.
“Produk ini baru dikenal masyarakat dalam lima tahun terakhir. Dengan adanya riset seperti ini, kita ingin masyarakat dan pemangku kepentingan semakin memahami dan tertarik mengembangkannya,” kata Hendra.
Ketua Tim Peneliti BRIN, Dr. Istriningsih mengungkapkan bahwa Temanggung menjadi lokasi strategis untuk pengembangan produk gula semut karena merupakan salah satu produsen aren terbesar di Jawa Tengah.
“Pemainnya masih sedikit, tapi potensi produknya besar. Ini yang membuat kami tertarik mengkaji lebih dalam,” ujar dia.
Sebagai bagian dari kajian, tim BRIN telah melakukan observasi lapangan ke Kecamatan Kandangan, khususnya di Desa Margolelo dan Tlogopucang, dengan mewawancarai 30 responden yang terdiri dari petani dan produsen gula semut.
Menurut dia, gula semut dinilai memiliki prospek yang lebih cerah dibandingkan gula batok yang selama ini lebih umum diproduksi, termasuk peluang besar untuk menembus pasar ekspor.
“Kalau Temanggung serius menggarap produk ini, gula semut bisa menjadi komoditas ekspor andalan. Ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan petani aren,” tambah Istriningsih.
Melalui FGD ini, diharapkan terbangun sinergi antara pemerintah, lembaga riset, dan masyarakat dalam mendorong agroindustri gula semut sebagai motor penggerak ekonomi lokal.
(Adi, EKP)