- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:20 WIB
: bedah buku “Jaya Prana Layonsari”
Oleh MC KAB BULELENG, Rabu, 28 Mei 2025 | 07:09 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 238
Buleleng, InfoPublik- Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berkomitmen meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat dengan menggali kekayaan budaya lokal.
Salah satu upaya nyatanya adalah melalui bedah buku Jaya Prana Layonsari karya Putu Satriya Koesuma yang digelar di Aula Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Selasa (27/5/2025).
Kegiatan itu merupakan bagian dari program nasional penguatan literasi berbasis kearifan lokal, sejalan dengan Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 12 Tahun 2024 serta dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik bidang perpustakaan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, I Putu Ariadi Pribadi, yang mewakili Bupati Buleleng, menekankan pentingnya mengenalkan kembali karya sastra lokal kepada generasi muda.
"Jaya Prana Layonsari bukan sekadar kisah cinta, tapi juga sarat nilai kejujuran, pengorbanan, dan kepedulian sosial. Karya seperti ini menjadi pondasi membangun masyarakat berbudaya dan melek literasi," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Penyelenggara sekaligus Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) Buleleng, Made Era Oktarini, menegaskan bahwa kegiatan itu dirancang untuk membangun ekosistem literasi yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari dunia pendidikan hingga komunitas pegiat baca.
"Bedah buku ini menjadi ruang refleksi. Sastra lokal bisa menjadi pintu masuk memahami nilai kemanusiaan dan identitas Buleleng," katanya.
Penulis buku, Putu Satriya Koesuma, turut hadir dan membagikan proses kreatif di balik karyanya.
Ia mengungkapkan bahwa Jaya Prana Layonsari disusun berdasarkan penelitian 30 sumber, termasuk naskah dan babad dari Gianyar, lalu dikembangkan dengan imajinasi agar relevan bagi pembaca masa kini.
"Buku ini bukan hanya cerita cinta, tapi juga sarat pesan moral dari naskah-naskah tua. Saya ingin generasi muda menghargai warisan budaya ini," paparnya.
Acara dihadiri sekitar 60 peserta dari beragam latar belakang, termasuk guru, mahasiswa, siswa, pustakawan, pegiat literasi, dan perwakilan OPD. Diskusi berlangsung interaktif dengan panduan moderator dan narasumber dari kalangan sastra dan budaya.(MC Kab. Buleleng/rka)