- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:52 WIB
: Wako Edi Kamtono Jadi Keynote Speaker Eco Speak | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Senin, 2 Juni 2025 | 15:42 WIB - Redaktur: Untung S - 209
Pontianak, InfoPublik – Di bawah terik matahari di halaman Museum Negeri Kalbar, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berdialog santai dengan puluhan aktivis lingkungan dalam acara Eco Speak yang digelar Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalbar, Minggu (1/6/2025).
Pembahasan utama mengerucut pada satu isu krusial: strategi pengurangan sampah plastik melalui implementasi Peraturan Wali Kota (Perwa) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
"Regulasi ini bukan sekadar larangan, tapi pintu masuk menubah perilaku masyarakat," tegas Edi.
Ia menjelaskan, aturan tersebut dirancang untuk mendorong transisi ke alternatif ramah lingkungan seperti besek atau daun pisang, terutama di pusat perbelanjaan dan pasar tradisional. Kendati demikian, ia mengakui tantangan terbesar justru terletak pada perubahan pola pikir.
"Plastik sudah jadi bagian kehidupan modern. Tugas kita adalah memastikan ia tidak menjadi bencana lingkungan," tambahnya.
Edukasi dan Infrastruktur Berkelanjutan
Pemkot tak hanya berfokus pada pelarangan. Program pemilahan sampah dari rumah digencarkan, didukung penyediaan tiga jenis tempat sampah (organik, anorganik, dan B3) di 22 titik kawasan permukiman. "Kami sedang mengembangkan bank sampah kelurahan agar warga bisa merasakan manfaat ekonomi dari daur ulang," papar Edi.
Langkah itu dibarengi dengan rencana ambisius mengganti sistem open dumping di TPA dengan sanitary landfill berstandar internasional pada 2027, didanai Bank Dunia sebesar Rp275 miliar.
Octavia Shinta Aryani dari Eco Bhinneka Kalbar menyoroti pentingnya pendekatan kultural. "Melalui Eco Speak, kami ajak masyarakat diskusi sambil praktik langsung mengurangi plastik," ujarnya. Kegiatan yang mengusung tema 'Kampanye Hijau Bebas Kantong Plastik' ini sengaja digelar di ruang publik untuk menjangkau lebih banyak kalangan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski capaian signifikan telah terlihat—seperti penurunan 40 persen penggunaan kantong plastik di ritel modern—pengawasan di pasar tradisional masih menjadi pekerjaan rumah. "Kami temukan beberapa pedagang masih 'menyembunyikan' plastik di bawah meja," ungkap Octavia.
Wali Kota Edi menutup diskusi dengan pesan optimistis: "Pontianak akan menjadi contoh kota yang berhasil menyeimbangkan pembangunan dan kelestarian lingkungan." Dukungan komunitas seperti Eco Bhinneka dinilai krusial untuk mewujudkan visi Kota Bersinar—bersih, hijau, dan berkelanjutan. (prokopim/Jemi Ibrahim)