- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:08 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Minggu, 8 Juni 2025 | 03:48 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 213
Sumenep, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten Sumenep menegaskan komitmennya untuk memastikan distribusi hewan kurban pada Iduladha 1446 H/2025 M menyentuh kelompok masyarakat yang paling membutuhkan, terutama kaum duafa. Langkah ini merupakan wujud nyata empati dan tanggung jawab sosial di tengah perayaan keagamaan.
Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, menegaskan bahwa proses penyaluran daging kurban harus dilakukan secara tertib, merata, dan tepat sasaran agar membawa manfaat yang optimal.
“Kami ingin daging kurban benar-benar sampai ke tangan mereka yang membutuhkan. Ini bukan hanya soal pembagian daging, tapi soal membangun solidaritas dan keberkahan sosial,” tegas Wabup, saat menyaksikan penyembelihan kurban di UPT Rumah Perlindungan Sosial, Jumat (6/6/2025).
Distribusi hewan kurban dilakukan oleh Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan berbagai lembaga penyalur seperti masjid, musala, yayasan, dan organisasi masyarakat.
Tahun ini, Pemkab Sumenep berhasil menghimpun sebanyak 34 ekor hewan kurban, terdiri dari 9 ekor sapi dan 25 ekor kambing, yang berasal dari perangkat daerah, BUMN, BUMD, hingga instansi vertikal.
Kepala Dinas Sosial, Mustaqin, menjelaskan bahwa pihaknya menerima 148 pengajuan permohonan penyaluran dari berbagai lembaga, dengan rincian: Masjid: delapan pemohon, Musala: 62 pemohon, Yayasan: sembilan pemohon, dan Organisasi masyarakat: 69 pemohon
“Kami ingin memastikan semua proses berjalan transparan dan menyentuh masyarakat yang berhak, terutama di wilayah yang akses ekonominya masih terbatas,” ujar Mustaqin.
Wakil Bupati Imam Hasyim menambahkan, berkurban bukan hanya bentuk ketakwaan personal, tetapi juga ekspresi sosial yang mempererat hubungan antarmasyarakat. Momen Iduladha seharusnya menguatkan rasa kebersamaan dan empati, bukan sekadar rutinitas keagamaan.
“Kami juga berterima kasih kepada masyarakat yang secara mandiri berkurban. Ini menjadi simbol semangat gotong royong yang masih hidup di Sumenep,” ujarnya.
Meskipun penyaluran belum bisa menjangkau seluruh wilayah secara merata, pemerintah daerah berharap program ini menjadi pemicu kebaikan kolektif dalam membangun kesejahteraan dan kesetaraan di tengah masyarakat. (Yasik/Fer)