- Oleh MC KAB BULELENG
- Rabu, 5 Februari 2025 | 00:18 WIB
: Memperkenalkan kembali warisan budaya lokal kepada generasi muda di UPTD Gedong Kirtya (Dok. MC Kab.Buleleng)
Oleh MC KAB BULELENG, Kamis, 12 Juni 2025 | 18:51 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 143
Buleleng, InfoPublik- Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya terus menggencarkan program "Museum Masuk Sekolah" untuk
Program itu bertujuan mengenalkan kembali warisan budaya lokal kepada generasi muda, mengenalkan kekayaan lontar dan aksara Bali kepada siswa sekolah dasar, agar mereka lebih memahami dan mencintai budaya leluhurnya.
Kepala UPTD Gedong Kirtya, Dewa Ayu Putu Susilawati, mengatakan, bahwa program itu sangat penting karena masih banyak siswa yang belum mengetahui keberadaan Gedong Kirtya dan nilai warisan budaya yang tersimpan di dalamnya.
“Warisan budaya berupa lontar adalah bukti kehebatan leluhur kita. Pengetahuan dan kearifan lokal yang mereka miliki luar biasa. Harapannya, melalui program ini siswa dapat mengenal, memahami, dan merasa bangga terhadap kekayaan budaya tersebut,” ungkap Dewa Ayu, Jumat (6/6/2025).
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya berisi materi sejarah dan pengenalan museum, tetapi juga melibatkan berbagai aktivitas menarik.
Siswa diajak menonton video profil Gedong Kirtya, belajar mengenal dan menulis aksara Bali di atas daun lontar, hingga bernyanyi lagu-lagu tradisional Bali seperti Juru Pencar dan Meong meong. Kegiatan menulis di atas lontar itu memberi pengalaman baru yang menyenangkan bagi siswa, karena sangat berbeda dibanding menulis di kertas biasa.
Antusiasme siswa dan guru terhadap program ini sangat tinggi. Banyak di antara mereka yang bahkan berharap kunjungan berikutnya bisa kembali dilakukan.
“Mereka sangat berterima kasih dan minta agar kami datang kembali. Guru dan kepala sekolah pun sangat mengapresiasi,” katanya.
Dewa Ayu mengatakan, program itu telah menyasar 18 sekolah dasar di wilayah Kecamatan Buleleng pada 2025.
UPTD Gedong Kirtya melakukan koordinasi sejak April, dengan melibatkan pihak kecamatan untuk memastikan program berjalan tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar.
Meski terbatas oleh pendanaan, pihak Gedong Kirtya tetap berkomitmen untuk melanjutkan program secara berkelanjutan. Bahkan, pada tahun sebelumnya, program sempat menyasar tingkat SMP.
Dari sisi dampak, pihaknya menyampaikan bahwa sejak program ini berjalan, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan ke museum.
Dari angka 500-700 kunjungan saat masa pandemi, kini melonjak menjadi lebih dari 7.000 pengunjung per tahun. Hingga Mei 2025 saja, sudah tercatat sekitar 2.500 kunjungan.
Di samping program edukatif tersebut, Gedong Kirtya juga tengah merancang kegiatan budaya lainnya, seperti Pameran Rempah yang rencana akan diselenggarakan pada Oktober mendatang. Kegiatan ini akan membahas rempah dari berbagai perspektif seperti sejarah, upacara, kesehatan tradisional (usadha), hingga kajian ilmiah tentang kandungan kimianya. Kegiatan ini juga akan disertai seminar ilmiah yang melibatkan sejumlah pakar.
Menurutnya, generasi muda tidak hanya mengenal budayanya, tetapi juga bangga dan berkontribusi melestarikannya.
"Gedong Kirtya adalah satu-satunya museum lontar di Indonesia yang masih hidup. Ini aset berharga yang harus kita jaga bersama," pungkasnya. (MC Kab.Buleleng/Mdy)