: Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra/ Istimewa.
Oleh MC KOTA MALANG, Rabu, 11 Juni 2025 | 22:34 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 237
Malang, InfoPublik- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang tengah merancang konsep feeder, yaitu sistem transportasi yang bertugas mengangkut penumpang dari wilayah yang tidak terjangkau moda utama menuju pusat transportasi, atau sebaliknya.
Program ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan konektivitas masyarakat serta memperkuat layanan bus Trans Jatim di wilayah Malang Raya.
Konsep feeder ini juga dirancang agar melibatkan paguyuban sopir angkutan kota (angkot), sehingga mereka tetap dapat bersaing dan berperan aktif di tengah perubahan sistem transportasi umum yang lebih modern dan terintegrasi.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengungkapkan bahwa kajian awal mengenai program ini telah dilakukan, dan pihaknya akan segera melakukan koordinasi lanjutan bersama sejumlah paguyuban angkot. Koordinasi tersebut akan membahas titik-titik strategis pemberhentian dan keberangkatan feeder.
“Di awal memang konsepnya adalah bus besar. Tapi kami memberi masukan, jika ada kesulitan di Kota Malang adalah kapasitas jalan. Kapasitas jalan tidak memungkinkan menggunakan bus besar, jadi kami usulkan untuk menggunakan bus mikro,” kata Widjaja, Selasa (10/6/2025).
Lebih lanjut, Jaya memaparkan dua konsep jalur utama yang tengah dikaji untuk operasional Trans Jatim koridor Malang Raya.
Konsep pertama melewati jalur tengah kota, dimulai dari Jalan Ahmad Yani (Kecamatan Blimbing) hingga ke pusat Kota Malang.
Sementara konsep kedua mengusung jalur pinggir kota, dimulai dari Karanglo ke Jalan Raden Intan, Arjosari, Jalan S. Temenggung, Jalan Sulfat, Jalan Ki Ageng Gribig di Kedungkandang, masuk ke Terminal Hamid Rusdi, dan kemudian menuju wilayah Kabupaten Malang.
“Sesuai hasil rapat koordinasi dengan Dishub Jatim, ada 15 unit bus akan disiapkan untuk melayani rute Trans Jatim koridor Malang Raya,” ujar dia.
Ia menambahkan, program feeder ini juga ditujukan untuk mengatasi permasalahan pada 15 trayek angkot yang saat ini tidak beroperasi secara optimal.
Beberapa trayek bahkan sudah tidak aktif, sebagian kendaraan rusak, dan ada pula yang hanya beroperasi secara terbatas.
“Kami ingin yang seperti ini bisa dialihkan untuk mendukung sistem feeder,” kata dia.
(say/yn)