Agam Peringati Perang Kamang dan Manggopoh, Warisan Perjuangan Melawan Penjajahan

Agam, InfoPublik – Tepat 117 tahun sejak meletusnya Perang Kamang pada 15 Juni 1908, masyarakat Kabupaten Agam, khususnya di Nagari Kamang Magek, memperingati salah satu tonggak penting perlawanan rakyat Minangkabau terhadap kolonialisme Belanda.

Peringatan ini juga bertepatan dengan peringatan Perang Manggopoh, dua peristiwa heroik yang menjadi simbol kuat semangat perlawanan dan persatuan rakyat Agam dalam menentang ketidakadilan kolonial.

Upacara peringatan dipusatkan di halaman Kantor Camat Kamang Magek, Minggu (15/6)/2025, dan dipimpin langsung oleh Bupati Agam, Benni Warlis, sebagai Inspektur Upacara.

Bupati menekankan bahwa Perang Kamang merupakan respons tegas masyarakat terhadap kebijakan belasting (pajak) yang diberlakukan secara paksa oleh pemerintah kolonial Belanda. Selain itu, perang ini juga menandai penolakan terhadap upaya adu domba yang dilakukan untuk melemahkan kesatuan masyarakat Minangkabau.

“Ketika perlawanan di daerah lain berhasil dilumpuhkan, rakyat Kamang tetap berdiri teguh di bawah kepemimpinan Haji Abdul Manan, Datuak Rajo Pangulu, Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan para ulama pejuang lainnya,” ujar Bupati.

Perang ini, menurut Benni Warlis, memiliki dua keistimewaan utama: Perlawanan terhadap pemaksaan pajak kolonial yang tidak adil dan Keteguhan berjuang meski kekuatan rakyat lain sudah ditaklukkan penjajah.

Bupati menegaskan bahwa peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi menjadi momen strategis membangkitkan kesadaran sejarah, menanamkan nilai patriotisme, dan memperkuat komitmen bersama dalam membangun Agam yang sejahtera dan berdaya saing tinggi.

“Sejarah ini tidak boleh dilupakan. Semangat juang itu harus kita warisi dan implementasikan dalam pembangunan di segala bidang,” tegasnya.

Ia juga mengajak generasi muda untuk menjadikan kisah kepahlawanan ini sebagai motivasi untuk tidak menyerah menghadapi tantangan zaman. (MC Agam/Andri)