- Oleh MC KOTA PONTIANAK
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:52 WIB
: Warga Dukung Tindakan Tegas Satpol PP Demi Keselamatan Warga | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Selasa, 17 Juni 2025 | 16:57 WIB - Redaktur: Untung S - 237
Pontianak, InfoPublik — Arena layangan di langit Pontianak kerap diiringi cerita pilu: luka leher akibat tersayat tali gelasan, kecelakaan motor karena terjerat benang layangan, bahkan nyaris hilangnya nyawa anak-anak.
Menanggapi keresahan warga, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak akhirnya mengambil langkah tegas. Minggu (15/6/2025) sore, seorang pemain layangan di Jalan Karet, Komplek Lavista, Kelurahan Sungai Beliung, diamankan dalam razia. KTP-nya ditahan sebagai jaminan pelunasan denda Rp500 ribu—sanksi tegas bagi pelanggar aturan bermain layangan berbahaya.
"Ini bukan sekadar razia biasa, tapi upaya menyelamatkan nyawa," tegas Kepala Satpol PP Kota Pontianak, Ahmad Sudiantoro. Menurutnya, aksi penertiban ini lahir dari banyaknya laporan warga tentang layangan dengan tali gelasan atau kawat—jenis yang mampu mengiris kulit hingga memutus kabel listrik.
"Kami tidak ingin ada lagi korban terluka, apalagi meninggal, hanya karena kelalaian pemain layangan," tambahnya.
Dukungan masyarakat terhadap langkah Satpol PP mengalir deras. Abdul Rahman (46), warga Sungai Beliung, mengaku lega dengan tindakan tegas ini. "Saya pernah lihat seorang pengendara motor terjatuh karena lehernya tersangkut tali layangan. Itu sangat berbahaya," ungkapnya.
Nuraini (37), ibu rumah tangga di Pontianak Barat, juga mengaku kerap cemas setiap sore hari. "Anak-anak saya suka main di luar. Saya takut mereka terluka oleh tali yang tak terlihat," ujarnya.
Namun, warga berharap penertiban tidak berhenti di razia sesaat. "Ini harus jadi gerakan berkelanjutan, dengan sosialisasi ke anak-anak dan remaja," kata Rahman.
Satpol PP pun berkomitmen menggandeng sekolah dan komunitas untuk edukasi bahaya tali gelasan. "Kami akan terus patroli lokasi rawan dan beri sanksi tegas. Tapi, kesadaran masyarakatlah kunci utamanya," pungkas Sudiantoro.
Dengan sinergi antara penegakan hukum dan kesadaran warga, Pontianak berharap layangan kembali menjadi permainan yang aman—bukan ancaman yang mengintai dari langit. (Sumber: Satpol-PP Pontianak/Jemi Ibrahim)