Tradisi Makan Bajamba Warnai Peringatan 117 Tahun Perang Manggopoh di Agam

:


Oleh MC KAB AGAM, Rabu, 18 Juni 2025 | 15:46 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 234


Agam, InfoPublik – Peringatan 117 tahun Perang Manggopoh di Kabupaten Agam tidak hanya diisi dengan upacara formal, tetapi juga dengan tradisi adat makan bajamba yang sarat makna kebersamaan dan penghormatan terhadap sejarah perjuangan leluhur.

Setelah upacara peringatan yang berlangsung khidmat, Wakil Bupati Agam, Muhammad Iqbal SE MCom, bersama jajaran Forkopimda, tokoh masyarakat, dan para Niniak Mamak, mengikuti makan bajamba di Masjid Pahlawan, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Minggu (15/6/2025).

Wali Nagari Manggopoh, Zahmas Ari, menyebut tradisi ini merupakan bentuk syukur masyarakat atas keberanian para pejuang Manggopoh yang 117 tahun silam bangkit mengusir penjajah dari tanah Minangkabau.

“Peristiwa heroik ini kita kenang tak hanya lewat upacara, tapi juga dengan adat dan budaya kita. Makan bajamba ini lambang dari nilai kebersamaan dan gotong royong yang diwariskan para leluhur,” jelas Zahmas.

Sebelum makan bajamba dimulai, digelar doa bersama dan syukuran, sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang gugur. Suasana terasa penuh haru dan khidmat, mengingatkan masyarakat akan pentingnya mempertahankan nilai-nilai perjuangan dan persatuan.

Tradisi makan bajamba merupakan salah satu warisan budaya Minangkabau yang masih lestari, khususnya di Nagari Manggopoh. Makanan disajikan dalam satu dulang besar, kemudian disantap bersama oleh beberapa orang secara berkelompok—melambangkan egalitarianisme, silaturahmi, dan rasa hormat kepada tamu.

Yang istimewa, seluruh makanan yang disajikan berasal dari hasil gotong royong warga. Masyarakat saling membantu menyiapkan berbagai jenis masakan, mulai dari rendang, gulai, hingga sambal lado, lalu membawanya bersama ke lokasi acara.“Inilah esensi dari makan bajamba, bukan hanya menyantap makanan, tapi mempererat hubungan antarwarga dan pemerintah. Ini adalah identitas kita,” tegas Zahmas Ari.

Tradisi ini tidak hanya melestarikan kearifan lokal, tetapi juga menjadi sarana menjaga silaturahmi antara pemerintah daerah dan masyarakat adat. Di tengah gempuran modernitas, kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa nilai-nilai lokal seperti gotong royong, rasa syukur, dan penghormatan terhadap sejarah tetap hidup dan relevan.

Dengan makan bajamba sebagai penutup peringatan Perang Manggopoh, masyarakat Agam sekali lagi menegaskan bahwa perjuangan tidak hanya dikenang, tapi juga diwariskan dalam bentuk kebudayaan yang menyatukan. (MC Agam/Harry)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 19 Agustus 2025 | 05:46 WIB
Dubes Palestina Harapkan Indonesia Jadi Negara yang Kuat
  • Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
  • Selasa, 19 Agustus 2025 | 10:35 WIB
Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI di Muba Berlangsung Khidmat
  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Senin, 18 Agustus 2025 | 04:18 WIB
Khidmat dan Meriah, Upacara HUT ke-80 RI di Bangkalan jadi Momentum Kebersamaan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 22:19 WIB
Gubernur Gorontalo Pimpin Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI
  • Oleh MC PROV LAMPUNG
  • Sabtu, 16 Agustus 2025 | 14:18 WIB
Gubernur Lampung Pimpin Upacara HUT ke-80 RI di Atas Laut
  • Oleh MC KAB SELUMA
  • Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:02 WIB
Pramuka Harus Jadi Garda Terdepan Jaga NKRI
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Minggu, 10 Agustus 2025 | 18:34 WIB
Agam Perkuat Peran Puskesmas Lewat Forum Nasional APKESMI
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Minggu, 10 Agustus 2025 | 18:31 WIB
Pemkab Agam dan BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Perlindungan Sosial Pekerja
-->