:
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 19 Juni 2025 | 12:15 WIB - Redaktur: Juli - 238
Temanggung, InfoPublik - Petani kopi yang tergabung pada Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Warna Asri di Desa Kertosari, Kecamatan Jumo, Temanggung menggelar tradisi Wiwit Panen Kopi, Rabu (18/6/2025).
Panen terasa istimewa dengan kehadiran Bupati Agus Setiawan, Kepala Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara Maria Indah Ambarwati, perwakilan dari PT Bank BNI dan PT Pupuk Kaltim.
Gelaran Wiwit Panen Kopi dimulai dengan diaraknya gunungan yang terbuat dari biji kopi merah dan sejumlah tumpeng lain dari desa menuju ke lahan kopi yang berjarak satu kilometer dari pemukiman. Jalan yang becek sisa dari hujan semalam, tidak menyurutkan petani dan warga untuk mengikuti gelaran yang penuh makna tersebut.
Sebagai tradisi, digelar kesenian kuda lumping dan Bupati Agus Setyawan turut menari bersama para seniman dari petani kopi. Bupati memetik kopi merah diikuti sejumlah pejabat yang lain.
Kades Kertosari, Cukup Purnomo mengatakan, Wiwit Panen Kopi sebagai wujud syukur petani kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berbagai karunia, dan kini mulai panen kopi dengan harapan hasil panen bisa menyejahterakan petani.
Dikatakan, mayoritas warga di desanya adalah petani dan lebih spesifik adalah petani kopi. Usai dilakukan petik perdana oleh Bupati Agus Setyawan pada ritual Wiwit Panen Kopi, selanjutnya seluruh warga melakukan panen atau petik kopi.
"Kami berharap, panen ini bisa membuat warga desa sejahtera dan maju," harapnya, sembari mengatakan ada kerja sama antara Perhutani, Perbankan dan PT Pupuk Kaltim di daerah tersebut dalam budi daya kopi.
Bupati Temanggung, Agus Setyawan mengapresiasi kerja sama yang baik antara PT Perhutani, Perbankan dan PT Pupuk Kaltim. Pemkab mendorong kerja sama lintas sektoral yang sudah ada dan nanti sebagai percontohan untuk diterapkan di desa-desa lain yang dekat dengan lahan Perhutani untuk budi daya kopi.
"Di Temanggung sudah terbentuk sekitar 80-an lebih LMDH, pola yang ada di Desa Kertosari bisa diterapkan di desa-desa lain yang dekat dengan hutan milik Perhutani," kata Bupati, sembari menyampaikan apalagi di Desa Kertosari petani sudah menggunakan pupuk non bersubsidi
Bupati berharap, para petani bisa menerapkan panen petik merah dan memproses sesuai dengan prosedur untuk mempertahankan kualitas kopi Temanggung yang terkenal baik. "Jangan hijau atos, atau hijau keras, sebab kualitas kopi yang dihasilkan akan rendah," tandasnya.
Dikemukakan, kopi Temanggung terkenal berkualitas, sayangnya branding kopi Temanggung masih belum terlihat di kota-kota besar, di sana yang ada, seperti kopi Lampung dan Gayo. Padahal, kopi dari Temanggung banyak dibeli daerah lain dan kemudian dibranding daerah tersebut.
"Kita akan mencoba menguatkan branding kopi Temanggung. Temanggung mempunyai kualitas kopi yang baik, seperti Arabika dan Robusta yang sangat luar biasa," lanjut Bupati.
Kepala KPH Kedu Utara Maria Indah Ambarwati mengatakan, kawasan hutan di area KPH Kedu Utara di Temanggung seluas 13 ribu hektare dan 46 persen adalah kawasan lindung yang berada di Gunung Sumbing, Sindoro dan Prahu, sementara sebagian lain di daerah rendah, seperti di Kecamatan Bejen, Jumo, dan Candiroto, yang sebagian ditanami kopi.
Ia berharap, petani-petani lain di dekat Perhutani untuk dapat mencontoh seperti yang diterapkan di Jumo, yakni dengan ditanami kopi, dan bukan ditanami tanaman semusim, sebab tanaman kopi turut menjaga kelestarian hutan. "Kami berharap, Bapak Bupati dapat mendorong daerah-daerah untuk menanam kopi," ungkapnya.
Regional CEO Wilayah 17 Yogyakarta Ariyanto Soewondo Geni mengatakan, BNI telah menyalurkan dana sekitar Rp15 miliar untuk permodalan kopi di Desa Kertosari. Dari jumlah itu, untuk 127 debitur dengan total Rp8 miliar sudah lunas. Sementara Rp7 miliar saat ini sedang dalam proses pengangsuran. "Selama ini tidak ada kendala dalam mengangsur, alias lancar," tandasnya. (Aiz;TFa;Ekp)