Kafilah HSU Usung Budaya Lokal dan Warisan Religi dalam Pawai MTQ Kalsel

Martapura, InfoPublik- Masjid Jami Pandulangan yang sarat akan nilai budaya dan kearifan lokal menjadi konsep utama Kafilah Hulu Sungai Utara (HSU) dalam memeriahkan parade pembuka Pawai Ta’aruf Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-36 Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan 2025, di Kabupaten Banjar, Sabtu (21/6/2025).

Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat antusiasme masyarakat yang memadati ruas jalan untuk menyaksikan pawai ta’aruf yang diikuti oleh 13 kafilah dari seluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bupati Banjar, Saidi Mansur, didampingi Wakil Bupati Said Idrus Al Habsyi.

Kafilah Kabupaten HSU tampil semarak dalam parade dengan iringan kesenian sinoman hadrah dan mobil hias bertema kearifan lokal. Ikon budaya khas HSU dihadirkan dalam desain mobil, lengkap dengan hiasan bernuansa islami.

Rombongan Kafilah HSU turut diikuti oleh sejumlah pejabat daerah, di antaranya Sekretaris Daerah HSU Adi Lesmana beserta istri, Ketua DPRD HSU Fadillah, Kepala Kantor Kementerian Agama HSU Nahdiyatul Husna, Ketua TP PKK HSU Murniati Sahrujani bersama wakilnya Mayang Melani, serta Ketua LPTQ HSU Husairi Abdi.

Mereka juga membagikan aneka kudapan khas daerah, seperti wadai duduitan, gula batu itik, dan telur itik kepada para penonton.

Official Kafilah HSU, Akhmad Riawwannor, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan dekorasi mobil hias secara maksimal untuk menampilkan kekayaan budaya daerah dengan sentuhan islami.

“Tema mobil hias kita adalah melestarikan budaya lokal Hulu Sungai Utara bangkit bersama Al-Qur’an, berbakti untuk banua. Dengan semboyan kafilah datang ke Martapura siap menang, kadada yang kalah," tegas dia.

Selain menampilkan miniatur Al-Qur’an sebagai simbol kecintaan masyarakat HSU terhadap kitab suci, mobil hias juga dilengkapi dengan ikon daerah seperti miniatur itik Alabio dan Masjid Jami Pandulangan.

Ia menjelaskan, masjid yang terletak di Desa Pandulangan, Kecamatan Sungai Pandan, Alabio, tersebut merupakan salah satu masjid tertua di Kalimantan yang dibangun pada 1878 dan kini telah berusia 147 tahun.

“Masjid Jami ini memiliki tiga tingkatan atap yang melambangkan Iman, Islam, dan Ihsan. Dalam sisi lain, juga mencerminkan perpaduan unsur agama, adat budaya, dan teknologi modern yang saling menyatu dan tidak terpisahkan dari kebudayaan lokal,” jelas dia.

Mobil hias Kafilah HSU juga dihiasi dengan aneka kerajinan UMKM lokal seperti tangguh, alat tangkap ikan lukah, anyaman purun, eceng gondok, serta kuliner khas seperti gula batu itik dan telur itik.

Akhmad Riawwannor berharap Kafilah HSU tidak hanya memeriahkan MTQ XXXVI, tetapi juga mampu memperkenalkan kekayaan budaya kearifan lokal Hulu Sungai Utara kepada masyarakat luas.

(Diskomimfosandi HSU – Wahyu/Aulia | Editor: Tim)