Bupati Temanggung Minta Bidan Terus Giatkan Program Jo Kawin Bocah

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Kamis, 26 Juni 2025 | 16:07 WIB - Redaktur: Juli - 193


Temanggung, InfoPublik - Bupati Temanggung, Agus Setyawan meminta kepada para bidan di daerahnya agar terus menggiatkan program Jo Kawin Bocah guna mencegah terjadinya pernikahan usia anak. Selain itu, menurunkan angka kematian ibu dan bayi, juga stunting.

Bupati yang akrab disapa Agus Gondrong ini mengatakan hal tersebut saat menghadiri acara Musyawarah Cabang Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Temanggung ke-12 dan Peringatan HUT IBI ke-74, di Pendopo Pengayoman, Kamis (26/6/2025).

"Sebagai garda terdepan kesehatan, bidan saya minta tingkatkan kinerja dalam melayani masyarakat guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi, stunting, serta menggiatkan program Jo Kawin Bocah. Bidan di desa bisa koordinasi dengan kepala desa, ini penting sekali. Kematian ibu dan bayi kita minimalkan, kita usahakan nol,” ujarnya.

Jo Kawin Bocah sendiri mengacu pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 yang menaikkan batas usia minimal pernikahan menjadi 19 tahun. Gerakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai dampak negatif pernikahan usia dini dan mendorong upaya pencegahan.

Menurut Agus, peran bidan dalam pelayanan sangat penting, seperti menjaga kesehatan ibu dan anak, memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi, serta mendampingi masyarakat di pelosok desa.

Ia menekankan, agar IBI terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung program pemerintah berkaitan kesehatan, maupun kualitas hidup keluarga.

"Selamat HUT ke-74 IBI, tambah semangat dalam melayani masyarakat dan selamat menjalankan Muscab. Siapapun nanti yang menjadi Ketua IBI itulah yang terbaik, bisa mengemban amanah lebih baik demi kemajuan organisasi. Semangat ibu bidan sebagai garda terdepan kesehatan di Kabupaten Temanggung,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung dr. Intan Pandanwangi Bandanarawati menuturkan, jumlah kematian ibu pada 2024 ada lima, dan sampai Juni 2025 ada tiga ibu meninggal. Adapun untuk kematian bayi 95 dan sampai pertengahan 2025 ini ada 47 bayi meninggal.

"Upaya penurunan kita menggiatkan program Speling (Dokter Spesialis Keliling), ada pendampingan bidan, tenaga kesehatan yang mengarahkan pula persalinan ke Puskesmas, penyuluhan gizi ibu hamil dan bayi. Kemudian ada penguatan Caten (Calon Penganten), mereka harus tahu reproduksi sehat, persiapan kehamilan, pemenuhan gizi saat hamil, termasuk kesiapan mental," terangnya. (Ary;Ekp)

 

-->