Mas Lindra mengungkapkan capaian ini sebagai hasil kolaborasi dan sinergi yang solid antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta seluruh elemen masyarakat. Sekaligus bentuk nyata komitmen bersama untuk mewujudkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Lebih lanjut, prestasi ini diharapkan menjadi motivasi, pelecut semangat untuk terus berkontribusi pada ranah masing-masing. Memberikan dedikasi terbaik dalam menekankan prevalensi stunting di Kabupaten Tuban.
Mas Lindra menyatakan ikhtiar pencegahan dan penurunan stunting masih belum selesai. Dalam upaya menyongsong Indonesia Emas 2045, Pemkab Tuban menargetkan angka prevalensi stunting dapat ditekan lebih jauh, yakni di bawah 10 persen pada tahun 2025.
“Target ini menjadi arah baru yang harus kita capai bersama. Perlu keteguhan niat dan langkah yang sejalan dari semua pihak agar stunting di Kabupaten Tuban dapat ditekan secara maksimal,” tegasnya.
Alumnus Unair ini menekankan pentingnya menjaga kesinambungan program yang telah berjalan, memperkuat edukasi masyarakat. Juga memperluas intervensi spesifik maupun sensitif, terutama kepada kelompok sasaran seperti ibu hamil, balita, dan remaja putri. Pemkab Tuban juga mendorong keterlibatan aktif perguruan tinggi, dunia usaha, serta kader dan relawan di masyarakat.
Bupati Tuban periode ini berharap, dengan semangat kolaborasi dan sinergi bersama, Kabupaten Tuban dapat menjadi salah satu daerah percontohan dalam penanggulangan stunting secara berkelanjutan.
“Kita harus mampu melahirkan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi. Inilah wujud kontribusi kita dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (m agus h/hei)