- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Ciptakan Generasi Global, Mahasiswa KKN UGM-UNPATTI Buka Kelas Bahasa Inggris Gratis di Pesisir Ohoi Debut. Foto :Kezia
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Senin, 30 Juni 2025 | 06:37 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 768
Langgur, InfoPublik — Pemerintah Ohoi (Desa) Debut berkolaborasi dengan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan KKN Universitas Pattimura (Unpatti) menyelenggarakan program Kelas Bahasa Inggris gratis bagi anak-anak.
Kegiatan dilakukan sebagai investasi sumber daya manusia dalam menyambut masa depan pariwisata Kepulauan Kei.
Anggota tim KKN Unpatti, Kezia Hetharia, menyampaikan bahwa program Kelas Bahasa Inggris gratis telah dimulai sejak Kamis (26/6/2025).
Menurutnya, program ini bertujuan menumbuhkan minat dan keterampilan berbahasa asing sejak usia dini.
“Kelas ini dirancang dengan metode belajar sambil bermain yang akan diadakan rutin dua kali dalam seminggu,” ungkap Kezia di Debut, Kabupaten Maluku Tenggara, Minggu (29/6/2025).
Para mahasiswa menggunakan lagu, permainan edukatif, dan cerita interaktif untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak-anak lebih berani dan percaya diri untuk praktik langsung.
Inisiatif ini lahir dari kesadaran bersama akan pentingnya Bahasa Inggris sebagai jembatan membuka wawasan dan peluang masa depan, terutama di wilayah dengan potensi pariwisata yang terus berkembang.
Kezia menambahkan, program ini sepenuhnya gratis dan diampu oleh tim pengajar gabungan dari aparatur desa dan mahasiswa KKN.
“Kami ingin mengubah stigma bahwa belajar Bahasa Inggris itu sulit. Karena itu, saya bersama mahasiswa UGM, Afifudin Baliya, telah merancang kurikulum kolaborasi adaptif sesuai kebutuhan anak-anak,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa fokus utama adalah membangun fondasi kecintaan terhadap bahasa melalui aktivitas yang disukai anak-anak.
“Ini adalah cara kami membuka jendela dunia bagi adik-adik di Debut,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu aparatur Desa Debut, Yuliana, menyampaikan bahwa anak-anak adalah aset terbesar desa. Dengan membekali mereka kemampuan Bahasa Inggris, pihaknya ingin membuka peluang agar mereka menjadi pelaku utama, bukan hanya penonton, dalam kemajuan Debut.
"Kami bangga bisa bersinergi dengan para mahasiswa untuk mewujudkan ini," kata Yuliana.
Antusiasme tidak hanya datang dari anak-anak, tetapi juga dari para orang tua yang aktif mendukung kegiatan ini. Kolaborasi ini diharapkan menjadi program berkelanjutan untuk mencetak generasi Ohoi Debut yang cakap berbahasa, berwawasan global, dan siap menjadi duta daerah.
(Mc.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun)