- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 25 Agustus 2025 | 15:07 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Senin, 30 Juni 2025 | 15:52 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 180
AGAM, InfoPublik — Bukan hanya seremoni keagamaan, pawai Khatam Al-Qur’an dan Wisuda Tahfidz TPA/MDA Assa’adah Surau Lauik, Nagari Panampuang, Kecamatan Ampek Angkek, Minggu (29/6/2025), menjadi simbol kuat pembangunan karakter religius generasi muda di Kabupaten Agam.
Kegiatan ini diikuti 53 santri, terdiri dari 33 peserta Khatam Al-Qur’an dan 20 wisudawan tahfidz. Prosesi pelepasan ditandai oleh pengibasan bendera oleh Bupati Agam, Benni Warlis, sebagai tanda dimulainya pawai yang disambut antusias masyarakat.
Bupati Benni Warlis menegaskan bahwa kegiatan seperti ini adalah investasi sosial dan spiritual yang sangat penting dalam membentuk generasi emas Kabupaten Agam. Ia memuji semangat anak-anak yang telah berhasil membaca, menghafal, bahkan mulai mentadaburi Al-Qur’an sejak usia dini.“Inilah bibit generasi emas kita. Anak-anak yang sejak kecil sudah dikenalkan pada nilai-nilai Al-Qur’an, kelak akan menjadi pribadi yang kuat, berakhlak, dan membawa perubahan positif dalam masyarakat,” ujar Bupati Benni.
Lebih jauh, Bupati menyebut pelaksanaan Khatam dan Wisuda Tahfidz ini bukan hanya berlangsung di Surau Lauik. Hanya di Kecamatan Ampek Angkek saja, ada enam titik pelaksanaan serupa di hari yang sama, dan lebih dari 30 titik di seluruh Kabupaten Agam secara keseluruhan.
“Ini bukan sekadar kebetulan. Ini adalah refleksi bahwa masyarakat Agam secara konsisten membina nilai-nilai religius dalam kehidupan keseharian mereka,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Agam sejak lama mengusung visi Agam Madani, yang berlandaskan filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Dalam konteks ini, pelaksanaan Khatam dan Tahfidz bukan hanya agenda keagamaan, tapi juga bagian dari strategi pembangunan manusia yang utuh.
Bupati mengingatkan, pembelajaran Al-Qur’an tidak boleh berhenti pada pencapaian seremonial. Ia mendorong agar proses pendidikan berlanjut pada pengamalan dan pemahaman yang mendalam.
“Kami ingin para hafidz dan qari cilik ini kelak tidak hanya fasih membaca, tetapi juga memahami isi kandungannya, serta menjadikannya panduan dalam kehidupan bermasyarakat,” katanya.
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini disebut sebagai hasil kerja bersama antara panitia pelaksana, pemerintah nagari dan kecamatan, tokoh masyarakat, hingga dukungan penuh orang tua santri.
Sebagai bentuk apresiasi, Bupati Agam memberikan reward khusus kepada seluruh peserta khatam dan tahfidz, yang diharapkan bisa menjadi penyemangat agar pembinaan tidak berhenti di titik ini.
Kegiatan ini menguatkan kembali peran surau sebagai pusat pendidikan nonformal yang tidak hanya religius, tetapi juga membentuk mental dan budaya lokal. Di tengah arus digital dan globalisasi, surau tetap menjadi jangkar identitas masyarakat Minangkabau.
“Kita bangga, karena dari surau inilah karakter anak bangsa kita ditempa. Inilah cikal bakal Agam Madani yang sesungguhnya,” pungkas Bupati Benni. (MC Agam/Tori)