: Inklusifest Semipro 2025 Beri Ruang Kreativitas dan Kembangkan Potensi Diri
Oleh MC KOTA PROBOLINGGO, Senin, 30 Juni 2025 | 16:04 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 211
MAYANGAN, InfoPublik – Di tengah guyuran hujan yang datang silih berganti, semangat anak-anak istimewa tak goyah sedikit pun. Mereka tampil percaya diri di atas panggung Sore Inklusifest, salah satu segmen paling menyentuh dalam rangkaian Panggung Seminggu di Kota Probolinggo (Semipro) 2025, yang digelar di Alun-alun Kota Probolinggo, Minggu (29/6/2025) sore.
Lebih dari sekadar pertunjukan seni, Sore Inklusifest menghadirkan sebuah panggung kesetaraan, membuktikan bahwa keterbatasan fisik atau sensorik bukanlah halangan untuk tampil, berekspresi, dan menginspirasi.
Penampilan dibuka oleh siswa SLB Sinar Harapan 1 yang membawakan lagu “Mangu” milik Fourtwnty, dilanjutkan dengan “Senyumlah” dari Andmesh. Tepuk tangan riuh terdengar ketika anak-anak dari SLB Negeri membawakan Tari Kebyok Anting-anting, tarian yang menggambarkan keceriaan masa kecil.
Di balik gerak tari mereka yang harmonis, tersimpan perjuangan. Para penari tuna rungu ini hanya bisa memahami irama lewat hitungan dan aba-aba visual dari guru tari mereka yang berdiri jauh di depan panggung.
“Mereka belajar berdasarkan hitungan karena tak bisa mendengar irama. Tapi semangatnya luar biasa. Kami bangga sekali ada panggung seperti ini untuk mereka,” tutur Yasmina Afni Farida, guru ekstra tari SLB Sinar Harapan 1.
Yang membuat sore itu berbeda, bukan hanya karena cuaca yang berubah-ubah, tetapi karena panggung Semipro memberi ruang setara bagi anak-anak berkebutuhan khusus, yang biasanya terpinggirkan dalam agenda publik. Mereka tampil membawakan musik, silat, hadrah, fashion show, bahkan berinteraksi langsung dengan para tamu undangan dan penonton.
Annisa dan Merlin, siswa kelas 5 dan 8 SLB Sinar Harapan 1, mengungkapkan kegembiraannya bisa tampil di hadapan ratusan pasang mata. “Senang sekali. Nggak grogi. Kami bisa tampil dan dilihat banyak orang. Terima kasih sudah mengundang kami,” ujar keduanya.
Acara ini juga diramaikan oleh partisipasi komunitas disabilitas seperti Y-AMI (Yayasan Ananda Mutiara Indonesia), Pedisapro, KDK (Kelompok Difabel Kanigaran), Gerkatin Probolinggo, dan PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia).
Hadir langsung menyaksikan pertunjukan, Ketua TP PKK Kota Probolinggo, dr Evariani Aminuddin, menyampaikan pesan menyentuh bahwa anak-anak istimewa bukan objek belas kasihan, melainkan subjek pembangunan dengan keunikan dan keunggulan tersendiri.
“Setiap individu itu unik. Ketidaksempurnaan fisik bukan penghalang untuk menjadi istimewa. Mereka hanya butuh ruang dan dukungan,” ujar dr Eva, yang tampak berinteraksi hangat dengan para peserta.
Ia menegaskan bahwa TP PKK akan terus bersinergi dengan forum disabilitas untuk memperluas ruang partisipasi anak-anak difabel dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya.
“Kami ingin anak-anak ini tumbuh menjadi insan yang membanggakan, punya hak dan kesempatan yang setara, serta membawa nama baik keluarga, agama, dan bangsa,” tambahnya.
Panggung Inklusifest Semipro 2025 bukan hanya peristiwa lokal. Ia adalah cermin dari cita-cita nasional: Indonesia inklusif, yang menerima semua perbedaan dan memandang kemampuan sebagai hal yang bisa ditumbuhkan.
Dari Probolinggo, suara anak-anak istimewa kini lebih nyaring terdengar. Mereka tak hanya tampil, tapi juga membangun narasi baru: tentang keberanian, kreativitas, dan kesetaraan. (fa/pin)