:
Oleh MC KAB AGAM, Senin, 7 Juli 2025 | 16:47 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 52
Agam, InfoPublik — Di bawah langit perbukitan Palupuah yang sejuk, sebuah pertemuan strategis digelar di Surau Ka’bah Nyiak Tuah, Kamis (3/7/2025). Bukan pertemuan biasa, karena hari itu Bupati Agam, Benni Warlis menerima kunjungan Wali Nagari Koto Rantang, Novri Agus Patra Wijaya, bersama perwakilan FIF Group dan tokoh masyarakat. Tujuan mereka satu: membahas akselerasi Program Kampung Berseri Astra (KBA) di Nagari Koto Rantang, Kecamatan Palupuah.
Program KBA bukan sekadar proyek sosial satu arah. Ini adalah roadmap pemberdayaan masyarakat yang mencakup empat pilar utama: sehat, pintar, sejahtera, dan lestari. Sebanyak 657 warga Koto Rantang disiapkan sebagai penerima manfaat tahap awal, dengan pendekatan yang mengedepankan kolaborasi dan keberlanjutan.
“Komitmen kami di Nagari Koto Rantang adalah kuat dan konsisten. Kami ingin program ini menjadi bagian dari transformasi masyarakat kami,” kata Wali Nagari Novri Agus, yang tampil penuh semangat di forum tersebut.
Bupati Benni Warlis, dalam arahannya, menekankan bahwa program seperti ini tak boleh hanya berhenti sebagai pilot project yang dikagumi sesaat. Harus ada perubahan nyata, berjangka panjang, dan menyentuh semua aspek kehidupan warga.
“Saya mengapresiasi FIF Group yang memilih Koto Rantang sebagai percontohan. Tapi jangan hanya menjadi contoh. Pastikan program ini menghasilkan manfaat jangka panjang bagi warga. Buat masyarakat merasa memiliki, bukan hanya menerima,” tegasnya.
Pesan tersebut menjadi penekanan bahwa keberhasilan program CSR tidak cukup diukur dari seremoni peluncuran atau liputan media, melainkan dari bagaimana program menyatu dalam dinamika sosial warga.
Rangkaian kegiatan akan dimulai dengan kick-off pada 14 Juli 2025 di halaman Masjid Taqwa Batang Palupuah. Tempat ibadah dipilih bukan sekadar simbol spiritual, tapi karena ia menjadi pusat interaksi sosial masyarakat — sebuah pendekatan strategis untuk menyatukan nilai keberagamaan dan pemberdayaan ekonomi-sosial.
Perwakilan FIF Group juga menegaskan, pendekatan KBA mengandalkan partisipasi lokal. Program akan berjalan jika Nagari sebagai local champion benar-benar memimpin pelaksanaan di lapangan.
Program KBA di Koto Rantang diharapkan bukan hanya menyulut semangat lokal, tetapi juga menginspirasi nagari-nagari lain di Kabupaten Agam — bahwa kemandirian masyarakat bisa dibangun dari kolaborasi yang tepat, dengan pola pikir jangka panjang.
Dengan sinergi antara FIF Group sebagai mitra dunia usaha, pemerintahan nagari sebagai aktor lokal, dan Pemkab Agam sebagai penggerak kebijakan, jalan menuju desa mandiri dan berdaya kini terbuka lebar.
“Kunci keberhasilan bukan di tangan siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling konsisten dan gotong royong,” tutup Bupati Benni, meninggalkan pesan mendalam di tengah pertemuan yang sarat makna itu. (MC Agam/Andri)