- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:08 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Senin, 7 Juli 2025 | 23:34 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 42
Sumenep, InfoPublik - Komandan Kodim 0827/Sumenep, Letkol Inf Yoyok Wahyudi, memberikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan kegiatan Haul Akbar dan Jamasan Pusaka Leluhur yang digelar masyarakat Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Rabu (2/7/2025).
Kegiatan tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur serta pelestarian warisan budaya yang berlangsung secara turun-temurun di desa yang dikenal sebagai sentra kerajinan keris nasional tersebut.
Dandim menyampaikan bahwa kegiatan haul dan jamasan ini bukan sekedar seremonial budaya, namun memiliki nilai spiritual, sejarah, dan sosial yang sangat dalam. “Ini adalah warisan luhur nenek nenek moyang di Kabupaten Sumenep yang harus kita jaga bersama, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan penghormatan terhadap sejarah,” ujar Yoyok Wahyudi.
Ia juga mengapresiasi antusiasme masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, serta generasi muda Desa Aeng Tong-tong yang turut mengambil bagian dalam acara tersebut.
Menurutnya, keterlibatan seluruh unsur masyarakat menunjukkan bahwa budaya lokal masih sangat hidup dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Sumenep.
Selain menghadiri acara haul dan jamasan, Yoyok juga menyempatkan diri untuk melihat langsung proses penjamasan pusaka keris yang dilakukan dengan penuh khidmat oleh para empu dan tokoh adat setempat.
Ia berharap kegiatan semacam itu terus dilestarikan dan dapat menjadi inspirasi dan edukasi bagi generasi penerus di Sumenep untuk menjaga dan merawat budaya warisan leluhur.
"Tradisi ini bukan hanya milik Desa Aeng Tong-tong, tapi milik kita bersama sebagai bangsa Indonesia. Ini juga sebagai sarana edukasi bagi generasi penerus terutama anak-anak sekolah. Mari kita rawat dan lestarikan sebagai wujud cinta tanah air dan kebanggaan akan budaya kita sendiri," tutup Yoyok.
Acara berlangsung dengan lancar, khidmat, dan penuh nuansa kebudayaan lokal, ditutup dengan doa bersama. (Dim/Han/Fer)