- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:08 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Senin, 7 Juli 2025 | 23:53 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 19
Sumenep, Infopublik — Prosesi Kirab Pusaka Keraton Sumenep kembali digelar dengan semarak dan makna mendalam. Diselenggarakan oleh Empu dan masyarakat Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, kegiatan ini bukan hanya bentuk ritual seremonial, tetapi simbol syukur, pelestarian budaya, dan pembelajaran sejarah bagi generasi muda.
Dalam kirab yang digelar usai penjamasan atau penyucian pusaka keraton, masyarakat Aeng Tong-tong tampil mengenakan pakaian adat khas keraton. Mereka mengarak pusaka peninggalan raja-raja Sumenep menuju Pendopo Agung Keraton Sumenep, sembari membawa hasil bumi seperti tomat, terong, kacang panjang, dan kelapa—simbol kesejahteraan dan rasa syukur kepada pemimpin daerah.
Puncak prosesi ditandai dengan penyerahan pusaka oleh empu kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo dan diakhiri dengan Tarek Topak Barlobaran, sebuah tarian sakral yang menandai berakhirnya prosesi penjamasan dan penyerahan pusaka secara resmi.
"Ini bukan sekadar peringatan budaya, melainkan bentuk kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga warisan luhur yang menjadi identitas Sumenep," ujar Bupati Fauzi di sela kegiatan, Kamis (3/7/2025).
Ia menambahkan bahwa setiap warga, terutama generasi muda, harus memiliki tanggung jawab moral dalam merawat tradisi di tengah arus modernisasi.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari Haul Akbar dan Penjamasan Pusaka yang diinisiasi oleh komunitas pelestari budaya “Pelar Agung” Desa Aeng Tong-tong. Pemerintah Kabupaten Sumenep memberikan apresiasi tinggi atas partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga tradisi warisan leluhur yang telah mengakar ratusan tahun.
“Kami ingin kirab ini menjadi media edukasi budaya, membangun kecintaan anak-anak muda terhadap sejarah dan warisan identitas Sumenep,” lanjut Bupati.
Desa Aeng Tong-tong sendiri dikenal sebagai sentra empu pembuat keris yang telah mendunia. Dengan eksistensinya sebagai desa budaya dan desa tematik keris, pelibatan masyarakat dalam kirab ini memperkuat posisi Sumenep sebagai Kota Keris di tingkat nasional.
Tak hanya bernilai kultural, kirab ini juga menampilkan potensi ekonomi desa. Hasil panen yang dibawa warga mencerminkan semangat gotong royong dan ketahanan pangan lokal, sekaligus bentuk syukur kepada alam dan pemimpin atas keharmonisan yang tercipta.
Dengan perpaduan antara pelestarian budaya, edukasi sejarah, dan partisipasi aktif masyarakat, Kirab Pusaka Keraton Sumenep 2025 menjadi salah satu momen penting dalam menjaga jati diri daerah, sekaligus menguatkan Sumenep sebagai kabupaten yang kaya akan nilai tradisi dan budaya luhur. (Yasik/Fer)