- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 25 Agustus 2025 | 15:07 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Kamis, 10 Juli 2025 | 23:56 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 208
Agam, InfoPublik — Mantan Bupati Agam dua periode, Aristo Munandar, resmi mengemban gelar adat Datuak Bagindo Kayo dari Kaum Suku Koto, Nagari Lambah, Kecamatan Ampek Angkek. Prosesi malewakan gala yang digelar di Medan Nan Bapaneh, Jorong Koto Hilalang, Minggu (6/7/2025), menjadi penanda kebangkitan kembali tradisi batagak pangulu yang sempat lama tidak terlaksana di nagari tersebut.
Prosesi ini berlangsung khidmat dan penuh makna, dihadiri oleh tokoh-tokoh adat, pemuka masyarakat, dan sejumlah pejabat penting dari tingkat lokal hingga nasional, yang datang memberikan penghormatan atas pelantikan Aristo Munandar sebagai pangulu.
Bupati Agam, Benni Warlis, menyebut pengangkatan pangulu ini sebagai bagian dari upaya mambangkik batang tarandam — membangkitkan kembali tradisi luhur yang sempat tertidur. Ia menyebut Aristo Munandar sebagai sosok yang layak menjadi pelopor kebangkitan adat di Nagari Lambah.
“Sudah lama di Nagari Lambah tidak batagak pangulu. Kini dengan digelarnya malewakan gala untuk bapak Aristo Munandar, ini menjadi momentum besar dalam pelestarian adat Minangkabau,” ujar Benni.
Bupati Agam juga mengajak nagari-nagari lain di wilayahnya untuk mencontoh langkah Suku Koto, menghidupkan kembali adat batagak pangulu sebagai wujud penghargaan terhadap budaya lokal yang sarat nilai kepemimpinan, moral, dan tanggung jawab sosial.
Lebih dari sekadar gelar, pangulu adalah amanah budaya yang menyatukan identitas, nilai kepemimpinan, dan komitmen sosial. Benni menegaskan bahwa gelar Datuak Bagindo Kayo membawa tanggung jawab besar: membina anak kemenakan, menjaga marwah kaum, serta menjadi contoh moral di tengah masyarakat.
“Gelar ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga kepercayaan dan tanggung jawab. Kami berharap beliau menjadi pemimpin adat yang bijaksana dan mampu menjembatani nilai-nilai kearifan lokal dengan dinamika zaman,” lanjut Benni.
Dengan pengalaman panjangnya di pemerintahan, Aristo Munandar diharapkan mampu menjadi figur penghubung antara adat dan modernitas, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan menjaga warisan budaya Minangkabau.
Kebangkitan tradisi batagak pangulu ini juga dinilai sebagai penguatan identitas lokal di tengah derasnya arus globalisasi. Pemerintah Kabupaten Agam berharap prosesi seperti ini terus digalakkan sebagai bagian dari revitalisasi budaya, sekaligus memperkuat solidaritas sosial masyarakat Minang.
Dengan gelar Datuak Bagindo Kayo, Aristo Munandar kini bukan hanya tokoh birokrasi, tetapi juga pemangku adat yang diharapkan terus memberi kontribusi bagi Agam dan Minangkabau secara keseluruhan.(MC Agam/Andri)