- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:20 WIB
: Ketua FKUB Batang Subkhi memberikan sambutan saat menjadi pemateri di SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang.
Oleh MC KAB BATANG, Selasa, 15 Juli 2025 | 20:58 WIB - Redaktur: Untung S - 206
Batang, InfoPublik - Sebagai makhluk sosial, tentu diharapkan dapat hidup berdampingan dengan sesama dengan penuh toleransi agar senantiasa harmonis. Salah satu upayanya SMAN 1 Wonotunggal menghadirkan jajaran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), untuk mngedukasi peserta didik baru, tentang pemahaman toleransi antarumat beragama.
Bagi Waka Humas SMAN 1 Wonotunggal Anita, memahami toleransi lebih mendalam bagi anak didik, menjadi sangat penting agar mereka mengerti, ketika hidup di dunia haruslah rukun dengan sesama. Respons anak didik sangat antusias, terlebih merupakan kesempatan perdana bagi mereka mendapat pembelajaran langsung dari jajaran FKUB.
“Walaupun seluruh peserta didik kelas X muslim, tapi semoga setelah diedukasi seputar toleransi, bisa diaplikasikan dengan saling menghargai satu sama lain. Karena hidup bukan hanya sebagai muslim saja, tapi juga hidup berdampingan dengan umat agama lain,” katanya, saat mendampingi MPLS, di SMAN 1 Wonotunggal, Kabupaten Batang, Senin (14/7/2025).
Ketua FKUB Batang Subkhi mengatakan, edukasi yang disampaikan diharapkan mampu meneladani anggota FKUB yang telah lebih dahulu menerapkan toleransi. Yakni dengan menunjukkan kerukunan dengan teman, warga sekitar terutama yang beda agama maupun organisasi kemasyarakatan.
Materi yang disampaikan tentang pentingnya kerukunan bagi kehidupan bermasyarakat karena proses pembangunan tanpa adanya kerukunan, tidak akan tercapai. Selain itu, ia juga memotivasi peserta didik, agar memiliki semangat blajar di masa muda, melalui sebuah lagu.
“Maka perlu ddukung dengan menyiapkan keterampilan, agar di usia senja berakhir tenang dan bahagia,” tegasnya.
Senada dengan Ahmad Zainuri, budayawan dan pendidik yang berkiprah di FKUB membenarkan seorang generasi muda harus memahami kerukunan karena merupakan senjata utama pembangunan bangsa.
“Tujuan akhirnya agar anak memahami bahwa Indonesia bisa berdiri sejak dahulu karena ada Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha dan Konghucu yang bersatu,” jelasnya.
Nantinya di masa depan, anak tidak akan mudah terpancing isu agama, karena telah tertanam dalam benak mereka, bahwa Indonesia itu beragam.
Salah satu peserta didik baru, Firda Amelia mendapat pemahaman lebih mendalam di MPLS seputar kerukunan umat beragama.
“Setelah mendapat penjelasan langsung dari pembicara, jadi makin mengerti sebagai manusia harus saling menghormati dengan pemeluk agama lain,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)