- Oleh MC KAB SELUMA
- Rabu, 23 Juli 2025 | 15:05 WIB
:
Oleh MC KAB SLEMAN, Rabu, 16 Juli 2025 | 17:34 WIB - Redaktur: Juli - 143
Sleman, InfoPublik - Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) bukan sekadar kelompok warga yang aktif menyerap dan menyebarluaskan informasi. Lebih dari itu, KIM telah menjadi penggerak literasi digital dan agen perubahan di tingkat akar rumput.
Hal ini ditegaskan dalam dialog interaktif bertajuk “Peran Penting KIM dalam Era Keterbukaan Informasi” yang disiarkan langsung dari Studio RRI Yogyakarta melalui kanal YouTube RRI Jogja Official, Selasa (15/7/2025).
Acara yang dipandu Host RRI Pro 1 Yogyakarta, Prima Hapsari tersebut menghadirkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Daerah Istimewa Yogyakarta, Hari Edi Tri Wahyu Nugroho dan Ketua Forum KIM DIY, H. Suripto sebagai narasumber.
Dalam paparannya, Wahyu Nugroho menekankan bahwa KIM adalah mitra strategis pemerintah daerah dalam menyampaikan program-program pembangunan, terutama di tengah derasnya arus informasi digital. Menurutnya KIM hadir bukan untuk menggantikan media, tetapi menjadi jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat, terutama di wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau media arus utama.
“Selain itu KIM dapat berfungsi sebagai mitra dialog dalam mendukung pelaksanaan semua kebijakan publik dan memonitoring pelaksanaannya,” sambungnya.
Sementara itu, H. Suripto menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar KIM lintas kabupaten/kota di DIY untuk meningkatkan kapasitas anggotanya. Pelatihan jurnalistik warga, pemanfaatan media sosial, dan peningkatan kemampuan digital marketing bagi anggota KIM juga sangat dibutuhkan.
Lebih lajuh, dialog tersebut tidak hanya menjadi ajang berbagi gagasan. Namun juga membuka ruang interaksi langsung dengan audiens melalui kolom komentar YouTube dan sambungan telepon RRI.
Sejumlah partisipan pun menyampaikan apresiasi terhadap keberadaan KIM yang selama ini dirasa mampu mendekatkan informasi penting kepada masyarakat pedesaan, terutama mengenai kebijakan publik, layanan sosial, dan potensi lokal.
Menanggapi hal itu, Wahyu Nugroho menyatakan bahwa ke depan, Dinas Kominfo DIY akan mendorong lebih banyak inovasi teknologi untuk mendukung kerja KIM, termasuk pengaktifan aplikasi khusus berbasis lokal yang dapat digunakan untuk pendistribusian informasi desa, pelaporan warga, dan promosi UMKM.
“Selain sebagai ujung tombak literasi digital di tingkat akar rumput, KIM membantu masyarakat memilah informasi yang benar di tengah derasnya arus hoaks dan disinformasi,” tandas Wahyu.
Sementara, H. Suripto menyampaikan bahwa Forum KIM DIY telah memetakan sejumlah tantangan yang dihadapi para anggotanya, mulai dari keterbatasan alat produksi konten, kesenjangan literasi digital, hingga belum maksimalnya dukungan anggaran dari pemerintah di tingkat kalurahan maupun kapanewon/kemantren.
“Diharapkan dengan adanya dialog ini, sinergi antara pemerintah, media publik seperti RRI, dan komunitas dapat semakin erat,” tandasnya.
Siaran langsung RRI Pro 1 Yogyakarta ini dinilai sebagai langkah konkret dalam memperkuat eksistensi KIM di ruang publik digital. Dalam kesempatan itu, para narasumber pun mendorong generasi muda untuk aktif bergabung di komunitas agar terjadi regenerasi dan kontinuitas dalam pengelolaan informasi komunitas berbasis nilai lokal dan kearifan budaya.
Melalui dialog interaktif ini, Forum KIM DIY menunjukkan komitmen untuk terus bertransformasi menjadi kekuatan informasi yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan zaman. Kepala Dinas Kominfo DIY dan Ketua Forum KIM sepakat bahwa masa depan informasi yang sehat dimulai dari komunitas yang cerdas, kritis, dan berdaya. (Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Gamping)