- Oleh MC KAB SUMENEP
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:08 WIB
:
Oleh MC KAB SUMENEP, Kamis, 24 Juli 2025 | 18:15 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 192
Sumenep, InfoPublik — Sebanyak 127 warga baru tingkat I Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) resmi dikukuhkan oleh PSHT Cabang Sumenep Pusat Madiun, dalam prosesi pengesahan sakral malam 1 Suro, yang digelar di Gedung KORPRI, Sabtu malam (19/7/2025). Kegiatan ini bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan sebuah peristiwa budaya dan spiritual yang sarat nilai filosofi dan penguatan karakter kebangsaan.
Pengesahan ini dihadiri oleh Ketua IPSI Sumenep, perwakilan seluruh perguruan silat, jajaran Forkopimda Kabupaten Sumenep, serta para tokoh PSHT dari tingkat cabang hingga ranting. Atmosfer acara berlangsung penuh khidmat, menandai transisi penting bagi ratusan siswa PSHT yang resmi menjadi warga.
Ketua Panitia, Nur Kholis, menegaskan bahwa pengesahan ini lebih dari sekadar seremoni. Ia menyebutnya sebagai momen kelahiran pendekar baru yang satu tujuan, meski berbeda latar belakang.
“Pengesahan warga baru bukan hanya bentuk loyalitas terhadap organisasi, tetapi juga proses spiritual untuk menciptakan insan berbudi luhur, tahu benar dan salah, serta siap bersinergi membangun lingkungan, daerah, dan bangsa,” tegasnya.
Ketua PSHT Cabang Sumenep, Abd. Razak, menekankan bahwa momen bulan Suro merupakan bagian penting dalam filosofi PSHT sebagai organisasi pencak silat yang mengedepankan pembinaan jiwa, bukan sekadar fisik. Ia menyebut bahwa pengesahan malam Suro adalah bentuk pelestarian budaya Jawa yang mengakar kuat dalam semangat kebersamaan dan spiritualitas.
“Kami ingin setiap warga PSHT tidak hanya menjadi pendekar tangguh, tapi juga manusia berkarakter, setia pada ajaran, dan berkontribusi aktif dalam kehidupan bermasyarakat,” ujar Razak.
Ia mengapresiasi dedikasi para pelatih, pengurus ranting, dan panitia, serta mengajak warga baru untuk terus menjaga semangat persaudaraan, toleransi, dan kontribusi positif di tengah masyarakat.
Pengesahan warga PSHT tidak hanya relevan secara internal organisasi, tetapi juga memberikan dampak sosial luas, khususnya dalam pembinaan pemuda dan pelestarian seni-budaya lokal. Di tengah tantangan degradasi moral dan lunturnya nilai-nilai tradisional, PSHT hadir sebagai kekuatan sipil yang menyatukan disiplin, spiritualitas, dan pengabdian sosial.
Dengan nilai-nilai seperti iman, budi pekerti, dan kesetiaan terhadap tanah air, PSHT terbukti menjadi salah satu elemen penting dalam penguatan karakter kebangsaan, terutama di kalangan generasi muda. (Ismi/Fer)