HUT Ke-2 ISSITA Jadi Titik Balik Kolaborasi Strategis Dorong Wisata dan Mahasiswa Unggul di Sumenep

Sumenep, InfoPublik — Hari Ulang Tahun ke-2 Indonesia Sport and Special Interest Tourism Association (ISSITA) Cabang Sumenep dimaknai bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, terutama dalam membina generasi muda dan mendorong potensi wisata minat khusus di Madura.

Kegiatan yang dikemas dalam agenda Meet Up Camaba 2025 bertajuk "Jejak Awal Sang Pejuang Merajut Asa dan Mengukir Sejarah" ini menggandeng Forum Komunikasi Mahasiswa Sumenep Universitas Trunojoyo Madura (FKMS UTM) dan berlangsung di Satoe Rock Steak (Ananda Café), Minggu (20/7/2025).

Ketua DPC ISSITA Sumenep, Naghfir, menyampaikan bahwa mahasiswa adalah pilar penting dalam pembangunan, tidak hanya sebagai intelektual, tapi juga agen perubahan sosial.

“Organisasi mahasiswa harus menjadi ruang strategis untuk membangun jejaring, memperjuangkan beasiswa, serta menunjukkan karya nyata. Bukan sekadar demo, tapi tampil dengan potensi yang terukur dan berdampak,” tegasnya.

Naghfir, yang juga notaris dan mantan aktivis mahasiswa di Malang, menambahkan bahwa ISSITA siap membuka ruang kolaborasi bagi mahasiswa dan komunitas yang memiliki gagasan membangun, terutama dalam promosi wisata minat khusus di Sumenep.

Senada, Sekretaris DPC ISSITA Sumenep, Atikatul Himmah, menyampaikan bahwa mahasiswa tidak cukup hanya pintar secara akademik, tapi harus tangguh secara mental, cakap berkomunikasi, dan berani tampil sebagai pemimpin.

“Beasiswa LPDP adalah contoh nyata bahwa kerja keras dan jaringan organisasi bisa mengantarkan mahasiswa pada pencapaian tinggi. Organisasi bukan penghambat, tapi akselerator kesuksesan,” kata Atika, yang juga dikenal sebagai edukator dan pelaku UMKM kuliner.

Ia memotivasi peserta dengan pendekatan inspiratif, sesekali menyelipkan bahasa Inggris, sebagai simbol kesiapan generasi muda menghadapi tantangan global.

Sementara itu, Pembina FKMS UTM, Achmad David, menyebut kolaborasi ini sebagai angin segar bagi mahasiswa baru, khususnya dari Kabupaten Sumenep. Dengan total 4.937 camaba dari berbagai jurusan tahun ini, FKMS diharapkan mampu menjadi ruang penyambung komunikasi, literasi, dan problem solving.

“Banyak mahasiswa kehilangan arah karena tidak punya ruang untuk bertanya atau berdiskusi. FKMS adalah wadah yang bisa menjembatani kebutuhan sosial, intelektual, dan psikologis mahasiswa,” ujarnya.

Ia juga menyoroti menurunnya semangat literasi di kalangan mahasiswa, yang menjadi tantangan besar ke depan. FKMS didorong untuk menggerakkan program literasi, mentoring, dan advokasi beasiswa secara lebih aktif dan kreatif.

Dalam refleksi HUT ke-2 ISSITA bertema “Merajut Pesona Indonesia”, Naghfir menegaskan bahwa Sumenep memiliki potensi wisata luar biasa yang belum maksimal digarap. Wisata pantai, budaya, religi, hingga kuliner khas Madura bisa menjadi kekuatan ekonomi lokal jika dikelola dengan baik dan didukung SDM muda yang kompeten dan kreatif.

“Wisata minat khusus seperti wisata sejarah, sport tourism, dan community-based tourism adalah masa depan Sumenep. Mahasiswa harus jadi bagian dari ekosistem itu, bukan sekadar penonton,” pungkasnya. (Ren/Fer)