- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 25 Agustus 2025 | 15:07 WIB
:
Oleh MC KAB AGAM, Kamis, 24 Juli 2025 | 18:49 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 154
Agam, InfoPublik – Lebih dari sekadar perayaan keagamaan, Festival Muharram dan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) IX Tingkat Nagari Limo Jorong yang digelar di Jorong Labuhan, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, menjadi panggung penguatan karakter generasi muda dan revitalisasi nilai-nilai Qur’ani dalam kehidupan masyarakat.
Festival yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Agam, Taslim, mewakili Bupati Agam, Selasa (22/7/2025), mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Acara ini berlangsung selama tiga hari dengan berbagai cabang lomba keagamaan, dari tilawah, tahfidz hingga adzan dan ceramah agama.
“Festival ini bukan sekadar lomba baca Al-Qur’an, tapi merupakan bentuk nyata pembinaan spiritual dan mental generasi muda. Ini juga penguatan syiar Islam yang tumbuh dari akar budaya lokal,” ujar Taslim.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi media dakwah kultural dan bagian dari refleksi peringatan tahun baru Islam (1 Muharram 1447 H), agar masyarakat memaknai hijrah sebagai momentum perubahan ke arah yang lebih baik, baik secara pribadi maupun kolektif.
Taslim mengajak para peserta, panitia, dan tokoh masyarakat untuk memandang MTQ sebagai investasi sosial yang berdampak jangka panjang.
“Menang itu bonus. Yang utama adalah bagaimana kita menyemai nilai-nilai Al-Qur’an dalam hidup sehari-hari—jujur, amanah, hormat pada orang tua, dan cinta ilmu,” katanya.
Ia juga menekankan pentingnya peran MTQ dalam mencetak generasi Qur’ani—qari-qariah, hafidz-hafidzah, dan da’i-da’iyah—yang akan menjadi pilar moral bagi Kabupaten Agam ke depan.
Festival Muharram dan MTQ ini menjadi bagian dari ikhtiar menjadikan Kabupaten Agam sebagai daerah madani, di mana masyarakat tak hanya religius secara simbolik, tapi juga memiliki kecakapan spiritual dan sosial yang kuat.
Taslim menambahkan, melalui kegiatan keagamaan di tingkat nagari seperti ini, sinergi antara pemerintah, ninik mamak, alim ulama, dan tokoh pemuda semakin diperkuat, serta mendekatkan pendidikan agama dengan kehidupan warga.
“Kita ingin menjadikan Nagari Limo Jorong sebagai pelopor pembangunan karakter Islami berbasis masyarakat, yang mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri,” ungkapnya.
Festival ini tidak hanya diikuti oleh peserta dari berbagai jorong, tetapi juga dihadiri oleh guru, pelajar, serta tokoh adat dan agama. Hal ini menunjukkan keterlibatan lintas sektor, di mana pendidikan formal bertemu dengan pendidikan spiritual dan budaya, menjadikan MTQ lebih dari sekadar kegiatan seremonial tahunan.(MC Agam/Andri)