- Oleh MC KAB NAGAN RAYA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:20 WIB
: Kecak Kolosal “Dewi Sita Kepandung” (Dok.MC Kab.Buleleng)
Oleh MC KAB BULELENG, Sabtu, 26 Juli 2025 | 07:14 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 217
Buleleng, InfoPublik – Gelora semangat generasi muda dalam melestarikan warisan budaya Bali menyala terang pada malam kedua Lovina Festival 2025 bertajuk "The Magical Lovina".
Suasana Pantai Tasik Madu, Kawasan Wisata Lovina, Jumat (25/7/2025), dihangatkan oleh dentuman sahutan "cak-cak-cak" yang memecah keheningan, mengiringi pertunjukan kecak kolosal memukau berjudul "Dewi Sita Kepandung".
Ratusan penonton tersihir oleh kehebatan puluhan penari cilik yang membawakan tarian sakral penuh taksu itu.
Kelompok Cakalitaksu dari Sanggar Seni Manik Uttara menjadi pengisi acara yang bukan sekadar menghibur, melainkan juga menebar napas pelestarian budaya.
Di bawah bimbingan pembina tarian, Kadek Sefyan Artawan, 35 anak-anak dengan dedikasi tinggi berhasil menyuguhkan sebuah mahakarya kolosal hanya dalam waktu persiapan singkat, 4 hari, dengan durasi tarian 20 menit.
"Proses yang sangat singkat namun penuh semangat. Kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak pun mampu membawakan pertunjukan budaya sarat makna. Di sini mereka bukan hanya tampil, tapi juga tengah mempelajari dan menghayati nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita," tegas Artawan.
Pertunjukan itu disajikan dengan konsep estetis Tri Angga Pertujukan khas Bali.
Bagian Pengawit menampilkan kekompakan lewat kolaborasi suara cak dan gerak tari berbaris yang dinamis. Kemudian, Pengawak mengisahkan adegan dramatis penculikan Dewi Sita oleh Rahwana dan keteguhannya menolak segala bujuk rayu sang raja raksasa di Alengka Pura.
Puncak cerita (Pengecet atau Pekaad) menghadirkan ketegangan saat Hanoman, simbol kekuatan dan kesetiaan generasi muda, muncul sebagai utusan Sri Rama.
Pertarungan sengit pun terjadi, berakhir dengan kekalahan Rahwana, sang penguasa angkara murka.
Kisah "Dewi Sita Kepandung" yang diangkat bukan hanya memancarkan nilai-nilai universal seperti kesetiaan dan keberanian.
Lebih dari itu, ketika dibawakan oleh anak-anak yang menjadi duta budaya masa depan, pertunjukan ini berubah menjadi medium edukasi yang menyentuh hati dan menginspirasi.
Kehadiran Cakalitaksu di Lovina Festival 2025 menjadi bukti nyata dan pesan optimis: seni tradisi Bali akan tetap hidup dan bernapas selama diwariskan dengan penuh cinta dan semangat tak kenal lelah kepada generasi penerus.
Kolaborasi suara dan gerak mereka bukan hanya memenuhi udara malam Lovina, tetapi juga mengukuhkan komitmen pelestarian budaya oleh generasi muda. (MC Kab. Buleleng/Ag)