- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:52 WIB
: Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil Senin (28/7/2025) menegaskan skrining bagi calon pelatih Pusat Latihan Daerah (Puslatda) serta pelatih cabang olahraga bela diri sebagai langkah strategis memperkuat pembinaan prestasi menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. - Foto: Mc.Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 29 Juli 2025 | 11:15 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 180
Surabaya, InfoPublik - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menggelar screening bagi calon pelatih Pusat Latihan Daerah (Puslatda) serta pelatih cabang olahraga bela diri sebagai langkah strategis memperkuat pembinaan prestasi menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. Kegiatan ini berlangsung di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), selama tiga hari, mulai 28 hingga 30 Juli 2025.
Sebanyak 293 calon pelatih dari berbagai cabang olahraga mengikuti proses seleksi ini. Mereka dinilai secara menyeluruh berdasarkan pengalaman melatih, rekam jejak prestasi, hingga aspek kepribadian yang berperan penting dalam menjaga kekompakan dan harmoni dalam tim.
Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil, menegaskan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencetak pelatih yang kompeten, berintegritas, dan siap membawa Jawa Timur berjaya di level nasional.
"Skrining ini memiliki dua target. Pertama, jangka pendek untuk persiapan PON cabang bela diri. Kedua, jangka panjang, yakni menuju PON 2028 di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Para pelatih yang disaring utamanya adalah mereka yang sebelumnya berhasil mengantar atlet meraih medali emas dan perak di PON Aceh–Sumut. Tapi itu hanya parameter administratif,” ujar Nabil, Senin (28/7/2025).
Ia juga menekankan seleksi ini tetap terbuka untuk pelatih di luar peserta screening jika dibutuhkan dalam cabang dan nomor tertentu. Para calon pelatih pun diminta menyusun program pembinaan ke depan yang akan dievaluasi oleh tim Pendidikan dan Penataran (Diktar) serta Bina Prestasi (Binpres) KONI Jatim.
“Diktar akan menilai sisi akademis, sedangkan Binpres fokus pada pendekatan praktis. Pelatih juga harus mampu menyelesaikan konflik internal, bukan justru menjadi sumbernya. Keguyuban tim sangat berpengaruh terhadap performa atlet,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Diktar KONI Jatim, M.E. Winarno menyatakan skrining tahun ini lebih komprehensif dibanding sebelumnya. “Kami mempertimbangkan pengalaman melatih dan kepribadian sebagai aspek utama untuk menghindari konflik tim. Hasil skrining ini menjadi referensi penting, namun keputusan akhir tetap ada di tangan Ketua KONI Jatim,"imbuhnya.
Winarno menekankan proses ini merupakan bagian dari upaya menjaga mutu dan objektivitas dalam penentuan pelatih. “Jawa Timur bersama Jakarta dan Jawa Barat adalah barometer olahraga nasional. Maka kita harus terus menjaga kualitas pelatih agar tetap kompetitif,”tambahnya. (MC Prov Jatim /hjr/eyv)